Ini bukan pertama kalinya TikTok menghadapi masalah di Indonesia. Pada tahun 2018, TikTok pernah diblokir oleh pemerintah Indonesia karena dianggap menyebarkan konten yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan.
Namun, TikTok merespons dengan membentuk tim moderator konten di Indonesia, sehingga blokir tersebut akhirnya dicabut. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu pasar utama bagi pertumbuhan TikTok. Menurut laporan dari firma riset Insider Intelligence, pada kuartal pertama tahun 2023, TikTok memiliki lebih dari 113 juta pengguna di Indonesia, menjadikannya sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak di Asia Tenggara.
Bahkan, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Amerika Serikat dalam hal jumlah pengguna TikTok secara global. Dengan basis pengguna yang besar seperti ini, TikTok Shop mendapatkan popularitas dengan cepat sejak diluncurkan pertama kali di Indonesia pada bulan April 2021.
TikTok Shop berhasil menyumbang sekitar 5% dari total Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce di Indonesia, menurut laporan yang dirilis pada Juni 2023 oleh firma konsultasi asal Singapura, Momentum Works. Meskipun pertumbuhannya positif, angka ini masih jauh di bawah Shopee (36%), Tokopedia (35%), dan Bukalapak (10%).
Tantangan TikTok Shop di Indonesia: Antara Kebijakan Pemerintah dan Potensi Pasar
Keseluruhan, tantangan TikTok Shop di Indonesia adalah bagian dari perjalanan yang rumit dalam beroperasi di pasar yang berkembang pesat ini. Potensi pasar yang besar dan pengguna TikTok yang melimpah adalah aset berharga bagi perusahaan ini, dan perjuangan mereka untuk mengatasi hambatan regulasi mungkin akan menjadi bagian penting dari cerita kesuksesan TikTok di masa depan.