“Saya sudah terbiasa bekerja jadi bingung mau ngapain di rumah, saya coba untuk usaha kecil-kecilan,” kata Yosi, Selasa (28/9/2021).
Namun setelah beberapa lama menjalankan berbagai usaha tersebut, Yosi merasa tidak ada kemajuan yang signifikan. Dia mencoba mencari peluang bisnis yang baru. Yosi merasa tertarik dengan usaha kain songket. Keinginan ada di dalam dirinya, namun modal belum di tangan. Ia menabung untuk membeli satu batang kain songket seharga Rp 2,5 juta.
Bermodalkan satu batang kain songket ini, Yosi mulai menawarkan produk tersebut kepada rekan-rekannya. Gayung bersambut, pelanggan pun memberikan respon yang baik hingga seiring berjalannya waktu, usaha songket Yosi pun mulai memperoleh banyak permintaan.
“Coba ditawari ke teman-teman kuliah dulu dan ternyata banyak yang minat, di situlah mulai berkembangnya usaha saya,” ujarnya.
Usaha “Bubu Songket” pun kian berkembang dan memiliki banyak peminat. Kini, produk songket sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia termasuk ke Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Untuk pasar ekspor, produk Yosi sudah menjangkau Malaysia dan Turki. Biasanya dalam sebulan, minimal dia mampu menjual 15 kain songket. Harganya dibanderol mulai dari Rp 2,2 juta hingga Rp 8 juta. Dalam sebulan Yosi mampu meraup keuntungan Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per bulan.
Tak dimungkiri, dalam berusaha tentunya akan ada kesulitan yang harus dihadapi. Hal itu juga dialami oleh Yosi pada 2018 yang lalu di mana dia mengalami kesulitan karena keterbatasan modal. Kala itu, Bank BRI hadir menjadi penolong bagi usaha songketnya hingga bisa bertahan dan berlanjut sampai saat ini.
“Sekitar tahun 2018, saya bekerja sama dengan keluarga suami, namun kini saya sudah berdiri sendiri. Saat mencoba mandiri, awalnya saya mengalami keterbatasan modal yang akhirnya mendapatkan solusi dari BRI untuk merintis usaha songket saya agar lebih maju lagi,” ujarnya.
Yosi sangat terbantu dengan pinjaman yang diberikan BRI, ditambah lagi dengan proses pengajuan yang praktis.
“Saya sangat terbantu sekali waktu saya mengajukan. Prosesnya tidak sulit selama dokumen kita lengkap. Saya hanya baru sekali pinjam ke BRI tapi ternyata prosesnya cepat dan mudah,” tambah Yosi.
Kini, Yosi mampu memberdayakan 10 orang masyarakat sekitar. Tujuh orang diantaranya bertugas sebagai perajin tenun songket, sementara sisanya bertugas sebagai penjahit dan packaging.
“Jumlah pekerjanya terdiri dari 5 orang perempuan dan 5 orang laki-lakinya,” jelasnya.
Selain bantuan modal, Yosi juga mendapatkan bantuan berupa pelatihan dari BRI. Pelatihan mengenai cara memasarkan produk di masa pandemi, peluang ekspor keluar negeri dan lainnya. Berkat kerja keras dan kemauan yang tinggi untuk belajar hal baru, Yosi akhirnya terpilih oleh BRI untuk tampil di pameran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENUER. Menurut Yosi kesempatan itu merupakan pengalaman yang membanggakan baginya.
“Kemarin pernah ikut pameran BRILianpreneur 2020 di Jakarta secara online. Waktu itu saya diminta mengajukan oleh BRI, setelah melakukan kurasi nyata usaha saya lolos dan bisa ikut pameran online. Pengaruhnya, banyak buyer yang menghubungi saya baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga permintaan terus meningkat,” pungkas Yosi.