Malang, Memo |
Belasan warga Perum Bukit Permata Hijau Tlogomas, Malang yang dinyatakan positif Covid 19 dari Klaster Sholat tarawih, direspon cepat oleh tim gabungan Dinas Kesehatan , Kepolisan dan TNI . Tim gabungan juga melakukan trackiong ke semua warga di kawasan perumahan tersebut.
Dari hasil tracking tim gabungan, terdapat penambahan 4 warga dinyatakan positif. Empat orang ini merupakan orang yang berkontak erat dengan 18 warga yang sebelumnya telah dinyatakan positif COVID-19 dan tengah menjalani isolasi di sejumlah fasilitas kesehatan milik Pemkot Malang.
Walikota Malang Perintahkan Tracking Semua Warga di Perumahan Permata Hijau, Agar Tak Menyebar ke Lokasi Lain
Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, tes massal ini sebagai langkah preventif mengantisipasi adanya penyebaran virus ke orang lain namun tidak terdeteksi karena belum dilakukan pengetesan. Oleh karena itu, pihaknya telah meminta jajaran Kelurahan Tlogomas dan Kecamatan Lowokwaru untuk melakukan tracing dan testing pada hari ini.
“Hari ini dilaksanakan testing berdasarkan tracing yang sudah dilakukan itu awalnya hanya 30-an orang, tapi ini tambah. Kita tracing kita, tracing kita semakin kuat,” kata Sutiaji kepada awak media.
Tracking Agar Tak Melebar Jauh
Diharapkannya dengan tracing dan testing yang terus meluas penyebaran COVID-19 di Perumahan Bukit dan Permata Hijau ini bisa diputus, supaya juga tidak menyebar ke wilayah-wilayah lain.
“Harapannya testingnya semakin bagus harapannya kita mampu menyasar preventif supaya tidak ada penyebaran-penyebaran ke tempat yang lain,” ungkap Sutiaji kembali.
Walikota Perintahkan Dinkes Telusuri Penyebab Awal
Dia juga telah memerintahkan dinas kesehatan untuk menelusuri darimana awalnya 18 orang warga perumahan terkonfirmasi positif COVID-19, saat mengikuti salat tarawih pada pertengahan Ramadhan 1442 Hijriah lalu.
“Saya hanya minta puskesmas untuk mencari penyebab awalnya dari mana, apakah penyebab yang sakit pertama itu. Setelah di tracing sudah ketemu apa belum, karena ini menurut saya penting. Supaya tidak terjadi tranmisi penularan ke yang lain, sama dilaporkan jenisnya, jenis mutasinya, jenis mutasi yang mana, virusnya ini virus mana,” terangnya.
Aktivitas Ibadah di Masjid Ditutup 14 Hari
Dari sana langkah antisipasi bisa dilakukan supaya tidak ada lagi klaster – klaster penyebaran yang berlebih kembali. Tak hanya itu, Sutiaji juga telah memerintahkan menutup aktivitas ibadah di Masjid Al Waqar selama 14 hari. Sambil dilakukan penutupan proses sterilisasi terus akan dilaksanakan oleh puskesmas dan BPBD.
“Saya tidak ingin ada klaster-klaster yang berlebihan, sehingga kebijakan dari pemerintah Alhamdulillah sudah dilaksanakan oleh masyarakat juga. Penutupan sementara tempat ibadah selama 14 hari, sambil sterilisasi ini juga harus dimaklumi dan dipahami ke seluruh masyarakat,” paparnya.
“Kalau tempat ibadah di sini ditutup, harapan kami jangan berpindah ke tempat ibadah yang lain. Dikhawatirkan orang-orang ini akan membawa virus ke masyarakat yang lain, dan ini perlu pemahaman seluruh masyarakat. Saya mohon untuk menyadarkan orang-orang yang masih tetap ngotot melakukan itu,” tandasnya. ( ed )