Ransomware dapat masuk ke perangkat korban melalui berbagai cara, seperti tautan palsu, surel, pesan instan, atau situs web yang mencurigakan.
Serangan ini dapat mengunci komputer dan mengenkripsi file penting yang sebelumnya telah ditentukan oleh hacker dengan kata sandi. Para hacker juga mengklaim telah mencuri sekitar 1,5 TB data yang tersimpan dalam sistem BSI.
Ancaman yang dihadapi oleh BSI dan potensi penyebaran data nasabah menjadi perhatian serius. Bank Syariah Indonesia tengah bekerja keras untuk mengamankan sistemnya dan mengatasi kerugian yang ditimbulkan oleh serangan ini. Para nasabah diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk resmi dari pihak bank dalam menghadapi situasi ini.
Masyarakat dan otoritas terkait masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait serangan ransomware ini. Upaya untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku serta melindungi data nasabah menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan kasus ini.