MEMO – Pemerintah, melalui Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono, mengungkapkan temuan baru terkait kebijakan impor bawang putih. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, pemerintah menemukan fakta yang berbeda dengan klaim sejumlah pengusaha mengenai tingginya harga bawang putih impor dari Cina.
Edy menjelaskan bahwa hingga saat ini, sekitar 95 persen kebutuhan bawang putih di Indonesia masih dipenuhi melalui impor. Dalam rapat sebelumnya, beberapa pengusaha menyebutkan bahwa harga bawang putih dari Cina sangat mahal.
Namun, berdasarkan data terbaru, harga grosir bawang putih di Cina justru stabil, yaitu maksimal 1,1 dolar AS per kilogram. “Harga ini masih tergolong normal dan bukan penyebab utama mahalnya harga bawang putih di Indonesia,” tegas Edy pada Minggu, 22 Desember 2024.
Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan impor bawang putih. Edy menekankan perlunya perbaikan dalam distribusi dan realisasi impor agar lebih efisien serta berdampak positif pada stabilitas harga di pasar domestik.