Example floating
Example floating
BisnisEKONOMI

Kesuksesan Industri Manufaktur Indonesia di Tahun Naga Kayu

×

Kesuksesan Industri Manufaktur Indonesia di Tahun Naga Kayu

Sebarkan artikel ini
Kesuksesan Industri Manufaktur Indonesia di Tahun Naga Kayu
Kesuksesan Industri Manufaktur Indonesia di Tahun Naga Kayu
Example 468x60

MEMO

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia terus berupaya memacu kinerja industri manufaktur di tahun 2024, menghadapi kompleksitas geoekonomi dan geopolitik global. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasmita, merinci pencapaian signifikan sektor ini, yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam konteks ini, Indonesia muncul sebagai salah satu pemain utama dalam pasar manufaktur global, mengukir prestasi luar biasa dan proyeksi pertumbuhan yang optimis di Tahun Naga Kayu.

Industri Manufaktur, Tulang Punggung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berusaha meningkatkan kinerja industri manufaktur pada tahun 2024 menghadapi tantangan geoekonomi dan geopolitik global. Ini dilakukan karena industri manufaktur telah menjadi pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasmita menyatakan, “Syukur Alhamdulillah, industri manufaktur dapat dikelola dengan baik, dan pertumbuhannya terus meningkat. Ini harus menjadi fokus dan perhatian kita ke depan.”

Menurut Menperin, peran penting industri manufaktur nasional tercermin dari kontribusinya yang paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, mencapai 16,83% pada triwulan III tahun 2023.

Selama periode yang sama, pertumbuhan industri manufaktur mencapai 5,02%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 4,94%.

“Industri manufaktur juga secara konsisten menjadi kontributor terbesar terhadap nilai ekspor kita. Pada Januari-November, ekspor produk manufaktur masih mendominasi dengan nilai lebih dari USD171,23 miliar,” tambah Agus.

Dengan pencapaian ini, Indonesia diakui sebagai salah satu dari 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, menjadi satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam daftar tersebut. Menurut safeguardglobal.com, kontribusi Indonesia terhadap produk manufaktur global mencapai 1,4%, yang menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan empat tahun sebelumnya ketika Indonesia berada di posisi 16.

Eksplorasi Kontribusi Industri Manufaktur: Angka Pertumbuhan, Ekspor, dan Proyeksi

Saat berharap kondisi global dan ekonomi nasional membaik, Menperin yakin performa industri manufaktur akan terus meningkat di Tahun Naga Kayu. “Kami memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,81% tahun 2023 dan menetapkan target 5,80% untuk tahun 2024,” ungkapnya.

Untuk mencapai target tersebut, Kemenperin akan fokus melaksanakan program-program prioritas tahun 2024. Ini mencakup program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri kecil dan menengah (IKM), serta pembinaan wirausaha baru dan pengembangan startup IKM berbasis teknologi.

Selain itu, upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing industri akan dilakukan melalui program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menperin juga berkomitmen untuk melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di sektor industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara.

“Kami juga akan melaksanakan program bantuan pemerintah untuk pembelian KBLBB roda dua baru, pengembangan kawasan industri, dan memfasilitasi sertifikasi industri hijau,” tambahnya.

Menuju Tahun Naga Kayu: Indonesia Menguatkan Posisi Industri Manufaktur Globalnya

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasmita, menyatakan optimisme terhadap performa industri manufaktur di Tahun Naga Kayu. Proyeksi pertumbuhan sebesar 5,80% untuk tahun 2024 menjadi target ambisius, didukung oleh program-program prioritas Kemenperin.

Ini termasuk pendidikan vokasi, restrukturisasi peralatan bagi industri kecil dan menengah, serta upaya peningkatan nilai tambah melalui sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Upaya ini sejalan dengan komitmen Kemenperin untuk melanjutkan hilirisasi sumber daya alam, mencakup sektor agro, bahan tambang, mineral, serta migas dan batubara.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.