Kanker pankreas, meskipun umumnya terkait dengan usia di atas 50 tahun, dapat mengintai bahkan pada usia muda seperti yang diungkapkan oleh Prof. Ari Fahrial Syam, seorang ahli dalam konsultasi Gastroenterologi dan Hepatologi.
Dalam wawancara daring dengan Ikatan Dokter Indonesia, Prof. Ari menyoroti bahwa gaya hidup jangka panjang, termasuk merokok, konsumsi alkohol, dan kebiasaan makan tertentu, dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas pada usia muda.
Kanker Pankreas Mengintai di Usia Muda!
Profesor Ari Fahrial Syam, seorang ahli spesialis dalam bidang konsultasi Gastroenterologi dan Hepatologi, mengungkapkan bahwa risiko terkena kanker pankreas bisa mengintai orang-orang di usia muda.
Menurut Profesor Ari, biasanya kanker pankreas sering diidentifikasi pada individu yang berusia di atas 50 tahun, tetapi risiko tersebut juga dapat dialami oleh orang yang masih muda seperti yang dialami oleh mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli.
Dia menjelaskan, “Apakah ini (kanker pankreas) bisa terjadi pada usia muda? Bisa. Umur 30 tahun, 40 tahun. Saya juga pernah ketemu pasien kanker pankreas usia 40 tahun,” saat berbicara dalam konferensi daring yang diadakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Jumat (5/1/2024).
Lebih lanjut, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI), Profesor Ari mengatakan bahwa faktor utama yang memicu kanker pankreas pada usia muda adalah gaya hidup yang telah diterapkan sejak lama.
Menurutnya, gaya hidup yang paling berpengaruh terhadap kemunculan kanker pankreas adalah kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi.
“Ya, biasanya [kanker pankreas muncul] karena rokok dan alkohol sejak usia muda. Obesitas, betul. Kurang bergerak karena obesitas salah satu faktor risiko,” ucap Profesor Ari.
Tak hanya itu, Profesor Ari juga menyebutkan bahwa kebiasaan generasi muda yang suka mengonsumsi daging setengah matang juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas.
“Dari pengalaman, gaya hidup seperti mengonsumsi makanan berlemak tinggi, ini, menjadi tren di kalangan generasi muda. Mengonsumsi steak dengan daging setengah matang, kemudian minum alkohol dan merokok, itu bagian dari budaya mereka. Namun, ini meningkatkan risiko terkena kanker pankreas,” jelasnya.
Prof. Ari Fahrial Syam Ungkap Faktor Risiko dan Gejala Kanker Pankreas
Gejala kanker pankreas, menurut Profesor Ari, bisa muncul tanpa adanya tanda-tanda khusus. Umumnya, gejala baru akan muncul ketika kanker sudah mencapai tahap akhir.
“Jika sudah muncul gejala, berarti sudah terlambat. Ketika pasien mengalami kuning pada mata, penurunan berat badan yang drastis, itu sudah tanda-tanda kanker pankreas, tapi sudah terlambat,” papar Profesor Ari.
Profesor tersebut menjelaskan bahwa gejala umum dari kanker pankreas meliputi mata yang kuning, penurunan berat badan secara signifikan, rasa gatal, nyeri, mual, muntah, diare, dan rasa nyeri di bagian atas perut.
Menurutnya, sebagian besar kasus kanker pankreas terlambat terdeteksi karena pasien menganggap bahwa nyeri di bagian atas perut yang mereka alami disebabkan oleh penyakit maag atau GERD.
“Jangan abaikan, selama ini nyeri di bagian atas perut selalu dianggap sebagai tanda sakit maag. Saya ingin tekankan, jangan mengabaikan nyeri di bagian atas perut, meskipun kemungkinannya kecil, bisa jadi itu merupakan tanda awal terkena kanker pankreas,” tegas Profesor Ari.
Untuk diketahui, kanker pankreas adalah jenis kanker yang dimulai dari pertumbuhan sel-sel di pankreas.
Pankreas berfungsi dalam memproduksi enzim yang membantu dalam proses pencernaan makanan serta hormon untuk mengatur kadar gula darah. Organ berbentuk memanjang ini terletak di bagian belakang bagian bawah lambung.
Gaya Hidup dan Gejala Kanker Pankreas pada Usia Muda: Penjelasan Ahli
Kesimpulan dari wawancara dengan Prof. Ari Fahrial Syam menyoroti risiko kanker pankreas pada usia muda. Meskipun umumnya ditemukan pada usia di atas 50 tahun, kasus kanker pankreas pada individu muda semakin mencuat.
Faktor-faktor seperti merokok, konsumsi alkohol, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan tertentu, seperti mengonsumsi daging setengah matang, menjadi pemicu utama. Gejala kanker pankreas sering kali tidak terdeteksi hingga tahap akhir, dengan mata kuning, penurunan berat badan, dan nyeri perut atas sebagai tanda-tanda yang perlu diperhatikan.
Pentingnya kesadaran akan gejala ini, mengingat seringnya dianggap sebagai masalah lambung, menjadi pesan utama Prof. Ari untuk tidak mengabaikan tanda-tanda tersebut. Kesimpulan ini menekankan pentingnya perubahan gaya hidup guna mencegah risiko kanker pankreas pada usia muda, agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi bahaya dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.