Terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires pada Sabtu (11/11) adalah Prajogo Pangestu, dan kini ia telah mencapai posisi 30 orang terkaya di dunia.
Kekayaannya melebihi kekayaan dari Bos PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Low Tuck Kwong serta Hartono bersaudara.
Pertambahan kekayaan Prajogo melonjak hingga US$78 miliar atau sekitar Rp1.223 triliun dalam beberapa waktu belakangan.
Forbes mencatat kekayaan Prajogo saat ini mencapai US$38,7 miliar atau setara dengan Rp607 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS).
Prajogo lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944. Ayahnya adalah seorang pedagang karet.
Meski hanya lulusan SMP, Prajogo pernah bekerja sebagai sopir angkot. Saat itu, ia bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray pada tahun 1960-an.
Uray mengajaknya bekerja di Djajanti Timber Group miliknya. Keterlibatan ini membawa Prajogo bergabung ke PT Djajanti Group pada tahun 1969. Prajogo ditugaskan untuk mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki tentang kayu, Prajogo memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri. Ia mendirikan CV Pacific Lumber Coy pada akhir 1980. Setelah tiga belas tahun, perusahaannya berganti nama menjadi Barito Pacific Timber.
Bisnis kayunya berkembang pesat. Ia bahkan menjadi pengusaha kayu terkemuka di Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.
Profil Perjalanan Bisnis dan Polemik Kontroversi Prajogo Pangestu
Pada tahun 2007, Prajogo mulai merambah ke sektor bisnis lain selain kayu. Perusahaan yang dipimpinnya diubah namanya menjadi Barito Pacific. Ia membeli perusahaan petrokimia, Chandra Asri dengan kepemilikan saham mencapai 70 persen.