Proyek transmisi Jawa-Sumatera menjadi sorotan utama dalam upaya pengembangan sumber energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. PLN (Persero) telah menjadikan proyek ini sebagai prioritas pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) dalam langkah besar menuju perubahan energi yang lebih berkelanjutan.
Namun, meskipun mendapatkan prioritas dari JETP, PLN tetap terbuka untuk mencari opsi pendanaan lain yang paling ekonomis. Simak kesimpulan lengkapnya di bawah ini.
Proyek Transmisi Megah yang Akan Mengubah Wajah Energi Indonesia
PLN (Persero) mengumumkan bahwa proyek pengembangan jaringan listrik yang akan menghubungkan sumber energi baru terbarukan (EBT) dari Jawa ke Sumatera seharusnya mendapat prioritas dalam mendapatkan pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
Pernyataan ini datang dari Kamia Handayani, Executive Vice President Energy Transition and Sustainability di PLN. Dia mengungkapkan bahwa proyek transmisi Jawa-Sumatera telah diberikan prioritas untuk dimasukkan dalam draf Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) JETP.
Meskipun mendapat prioritas dalam pendanaan dari JETP, Kamia menegaskan bahwa PLN tetap terbuka untuk mencari opsi pendanaan lain dengan biaya yang paling rendah demi menjadikan proyek ini lebih ekonomis.
“Meskipun JETP mencantumkannya dalam draf CIPP, ini masih dalam tahap draf dan belum pasti. Namun, dari sisi PLN, kami dari tim keuangan akan menjelajahi semua opsi yang ada, dan kami akan memilih pendanaan dengan tingkat biaya yang paling rendah, yang paling ekonomis bagi kami. Jadi, JETP belum pasti,” jelasnya ketika berbicara dalam acara Renewable Energy and Climate Summit Indonesia-the Netherlands di Jakarta, yang dilaporkan pada Selasa (10/10/2023).
Kamia menjelaskan bahwa proyek transmisi Jawa-Sumatera ini memerlukan dana yang cukup besar, yakni setidaknya sekitar US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 45,4 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.682 per US$).
Prioritas Pendanaan dari JETP dan Langkah Ekonomis PLN
Selain itu, Kamia juga mengungkapkan bahwa proyek ini direncanakan akan mulai beroperasi atau mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2029 mendatang. “Untuk proyek transmisi khusus Jawa-Sumatra ini, estimasi biayanya sekitar US$ 2,9 miliar,” ungkapnya. “Rencananya, COD akan dicapai pada tahun 2029,” tambahnya.
Dengan demikian, Kamia juga mengungkapkan bahwa proyek transmisi ini sudah mulai dikerjakan saat ini, dengan upaya penguatan infrastruktur di masing-masing pulau untuk memfasilitasi interkoneksi yang diinginkan.
“Kami saat ini sedang melakukan upaya penguatan di masing-masing pulau, selain pembangunan interkoneksi itu sendiri,” tandasnya.
Proyek Transmisi Jawa-Sumatera Menuju Era Energi Terbarukan
Dengan komitmen yang kuat untuk proyek ini, PLN telah memulai pekerjaan penguatan infrastruktur di masing-masing pulau yang terlibat. Ini merupakan tahap awal dari perjalanan menuju era energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.
Meskipun JETP telah memberikan prioritas, PLN tetap berusaha mencari pendanaan dengan biaya terendah demi menjadikan proyek ini lebih ekonomis. Ini adalah tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk merubah lanskap energi menjadi lebih ramah lingkungan.