Dalam upaya melawan konten negatif dan judi online, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadapi tantangan takedown situs yang berpotensi merugikan. Artikel ini mengungkapkan pengalaman Kominfo dalam menghadapi keluhan takedown yang salah dan langkah-langkah yang diambil oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan. Selain itu, kami akan menyajikan kesimpulan dari tiga alinea terakhir dalam artikel ini.
Kementerian Kominfo Minta Maaf dan Berjanji Perbaiki Kesalahan Takedown
Dalam upayanya untuk melawan judi online dan konten negatif lainnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengakui bahwa mereka pernah salah menghapus atau memutus akses ke situs web. Sebelumnya, beberapa keluhan muncul di media sosial terkait pemutusan akses ke situs web atau akun media sosial yang diduga terkait dengan konten negatif yang dikelola oleh Kominfo.
Namun, pada kenyataannya, situs web atau akun tersebut tidak mengandung konten negatif seperti yang dituduhkan. Sebagai contoh, ada pertanyaan mengenai blokir situs “hackerrank dot com,” yang sebenarnya adalah situs yang menyediakan tes pemrograman online dan wawancara teknis. Seorang pengguna dengan akun @lynxluna bahkan bertanya apakah situs ini diblokir karena kata ‘hacker’ yang muncul di dalamnya.
Tidak hanya itu, Google Docs, platform dokumen milik Google, juga pernah diblokir untuk sementara waktu, dan netizen menduga bahwa hal ini terkait dengan judi online.
Sebagai tanggapan atas insiden tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan, meminta maaf atas dampak yang ditimbulkan pada situs-situs tersebut. Dia menyatakan, “Kementerian Kominfo meminta maaf atas kejadian ini dan kami tetap berkomitmen untuk mengurangi risiko yang dapat merugikan masyarakat maupun Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).” Hal ini diungkapkan dalam siaran pers pada Rabu (4/10).
Kementerian Komunikasi dan Informatika Minta Maaf dan Berkomitmen Perbaiki Kesalahan Takedown Situs Kontroversial
Semuel juga menambahkan, “Kami terus melakukan evaluasi dalam sistem penanganan konten negatif untuk meminimalkan potensi kesalahan teknis maupun kesalahan manusia dalam proses analisis dan verifikasi.”
Mengapa bisa terjadi kesalahan dalam pemutusan akses ini? Semuel menjelaskan bahwa Kominfo melakukan penanganan konten negatif melalui serangkaian proses, termasuk identifikasi, analisis, dan verifikasi terhadap jutaan situs web, protokol internet (IP), dan aplikasi dengan tujuan menemukan sebanyak mungkin konten negatif di internet.
Proses analisis dan verifikasi ini telah berhasil mengidentifikasi ratusan ribu situs web, IP, dan aplikasi yang memuat konten negatif, dan kemudian dilakukan pemutusan akses terhadap mereka.
Namun, Semuel mengakui bahwa selama proses identifikasi, analisis, dan verifikasi tersebut, ada peluang bahwa beberapa situs web mungkin tidak mengandung konten negatif, namun tetap terkena dampak sehingga tidak dapat diakses. Meskipun demikian, mereka akan memulihkan akses situs yang terkena dampak berdasarkan hasil evaluasi mereka.