Investor global terbesar, Norges Bank Investment Management (NBIM), mengakhiri keberadaan kantor cabangnya di Shanghai, China, mengikuti tren penurunan aktivitas perusahaan-perusahaan besar di ekonomi terbesar kedua di dunia. Bagaimana penutupan ini memengaruhi investasi dan strategi perusahaan di China?
Norges Bank Investment Management (NBIM) Tutup Kantor di Shanghai
Norges Bank Investment Management (NBIM), yang mengelola dana kekayaan negara terbesar di dunia, saat ini tengah menutup kantor cabangnya di Shanghai, China. Kantor cabang tersebut awalnya memiliki delapan karyawan.
Tindakan ini mencerminkan tren penurunan aktivitas perusahaan-perusahaan global di ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Menurut laporan dari CNN Business, NBIM, yang bertanggung jawab atas dana pensiun pemerintah Norwegia senilai US$1,4 triliun atau setara dengan Rp21.491 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.351 per dolar AS), adalah investor tunggal terbesar di pasar saham global.
Hingga akhir 2022, NBIM memiliki investasi saham senilai sekitar US$42 miliar di sekitar 850 perusahaan China. Mereka berencana untuk mengelola investasi ini dari pusat operasional Asia mereka yang berlokasi di Singapura.
Dalam sebuah pernyataan, NBIM menjelaskan, “Keputusan untuk menutup kantor Shanghai didasarkan pada pertimbangan operasional dan tidak akan mempengaruhi investasi atau strategi investasi NBIM di China.”
Selain NBIM, Ontario Teachers’ Pension Plan, salah satu dana pensiun terbesar di dunia, juga telah menutup tim investasi ekuitas China yang berbasis di Hong Kong pada awal tahun ini. Hal ini berarti perusahaan tersebut tidak lagi akan memiliki tim pemilihan saham yang fokus pada negara-negara di Asia.
Forrester Research, perusahaan riset dan konsultasi teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, juga berencana untuk mengurangi jumlah analis China mereka sekitar waktu yang sama.
Tren Penutupan Kantor Global di China: Dampak dan Implikasinya
Saat ini, ekonomi China sedang menghadapi berbagai masalah. Pasar properti mengalami penurunan drastis dan menghadapi potensi krisis utang yang lebih besar. Tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi permasalahan serius bagi generasi muda.
Rumah tangga dan bisnis semakin meragukan masa depan ekonomi negara ini, sehingga mereka menjadi lebih hati-hati dalam belanja dan berinvestasi.
Tindakan keras yang diambil oleh pemerintah Beijing terhadap perusahaan-perusahaan Barat, terutama terkait dengan kekhawatiran keamanan nasional, juga telah membuat perusahaan-perusahaan asing merasa cemas. Banyak perusahaan konsultasi telah mengalami inspeksi oleh pihak berwenang, dan undang-undang tentang spionase yang memiliki cakupan yang lebih luas diperluas pada bulan April untuk mencakup berbagai jenis aktivitas yang lebih luas.
NBIM pertama kali mendirikan kantor di Shanghai pada bulan November 2007, hanya setahun setelah regulator China memberikan izin kepada dana kekayaan negara Norwegia untuk bertransaksi langsung di bursa saham daratan China. Ini merupakan kantor pertama NBIM di Asia.
Perusahaan ini, yang merupakan divisi manajemen investasi dari bank sentral Norwegia, mengungkapkan bahwa mereka saat ini sedang dalam proses memindahkan fungsi operasional wilayah Asia mereka ke Singapura. Kantor di Singapura ini dibuka pada tahun 2010, tiga tahun setelah kantor Shanghai didirikan.
Perusahaan tersebut menambahkan, “Seiring berjalannya waktu, kantor kami di Singapura semakin menjadi pusat operasional untuk seluruh wilayah Asia dan telah diperluas untuk mengelola semua fungsi operasional, termasuk yang terkait dengan China.”
Investor Besar Mundur dari China: Dampak Penutupan Kantor NBIM di Shanghai
Tren penurunan aktivitas perusahaan-perusahaan global di China semakin nyata dengan penutupan kantor NBIM di Shanghai. NBIM bergabung dengan Ontario Teachers’ Pension Plan dan perusahaan konsultasi lainnya yang telah mengambil langkah serupa.
Hal ini terjadi di tengah kondisi ekonomi China yang rapuh, dengan pasar properti yang merosot dan tingkat pengangguran yang tinggi. Kebijakan keras Beijing terhadap perusahaan-perusahaan Barat juga menjadi faktor lain yang membuat perusahaan asing merasa cemas.
Dengan memindahkan operasional Asia mereka ke Singapura, NBIM menandai perubahan signifikan dalam strategi investasinya di China, yang dapat berdampak lebih lanjut pada dinamika pasar global.