Tindakan keras yang diambil oleh pemerintah Beijing terhadap perusahaan-perusahaan Barat, terutama terkait dengan kekhawatiran keamanan nasional, juga telah membuat perusahaan-perusahaan asing merasa cemas. Banyak perusahaan konsultasi telah mengalami inspeksi oleh pihak berwenang, dan undang-undang tentang spionase yang memiliki cakupan yang lebih luas diperluas pada bulan April untuk mencakup berbagai jenis aktivitas yang lebih luas.
NBIM pertama kali mendirikan kantor di Shanghai pada bulan November 2007, hanya setahun setelah regulator China memberikan izin kepada dana kekayaan negara Norwegia untuk bertransaksi langsung di bursa saham daratan China. Ini merupakan kantor pertama NBIM di Asia.
Perusahaan ini, yang merupakan divisi manajemen investasi dari bank sentral Norwegia, mengungkapkan bahwa mereka saat ini sedang dalam proses memindahkan fungsi operasional wilayah Asia mereka ke Singapura. Kantor di Singapura ini dibuka pada tahun 2010, tiga tahun setelah kantor Shanghai didirikan.
Perusahaan tersebut menambahkan, “Seiring berjalannya waktu, kantor kami di Singapura semakin menjadi pusat operasional untuk seluruh wilayah Asia dan telah diperluas untuk mengelola semua fungsi operasional, termasuk yang terkait dengan China.”
Investor Besar Mundur dari China: Dampak Penutupan Kantor NBIM di Shanghai
Tren penurunan aktivitas perusahaan-perusahaan global di China semakin nyata dengan penutupan kantor NBIM di Shanghai. NBIM bergabung dengan Ontario Teachers’ Pension Plan dan perusahaan konsultasi lainnya yang telah mengambil langkah serupa.
Hal ini terjadi di tengah kondisi ekonomi China yang rapuh, dengan pasar properti yang merosot dan tingkat pengangguran yang tinggi. Kebijakan keras Beijing terhadap perusahaan-perusahaan Barat juga menjadi faktor lain yang membuat perusahaan asing merasa cemas.
Dengan memindahkan operasional Asia mereka ke Singapura, NBIM menandai perubahan signifikan dalam strategi investasinya di China, yang dapat berdampak lebih lanjut pada dinamika pasar global.