Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo, memimpin acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Joni, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Upacara tersebut diselenggarakan di wilayah perbatasan Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dan dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kabupaten Belu serta berbagai lapisan masyarakat setempat.

Wempi mengajak semua pihak untuk bersyukur karena Indonesia berhasil melewati tantangan dari pandemi Covid-19. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya bersyukur atas usaha Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada seluruh instansi dan pemerintah daerah yang telah menjalankan tugas di wilayah perbatasan negara, termasuk pulau-pulau kecil, terluar, dan terpencil, atas dedikasi mereka dalam menjaga dan membangun perbatasan negara,” ucap Wempi dalam pernyataannya pada Jumat (18/8/2023).

Ia menjelaskan bahwa perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia kali ini menjadi semangat untuk mempertahankan semangat kemerdekaan dan terus maju. Terutama dalam tiga tahun terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan, seperti dalam bidang ekonomi, konflik regional, perubahan iklim, serta permasalahan yang muncul akibat penyalahgunaan teknologi dan kecerdasan buatan, yang semuanya telah menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan masyarakat.

Momentum Tahun 2023: Indonesia Pimpin ASEAN dan Bangkitkan Ekonomi

Wempi menambahkan bahwa tahun 2023 memiliki makna istimewa bagi Indonesia. Ini karena pada tahun ini, Indonesia dipercaya untuk memimpin ASEAN sebagai Ketua di tengah situasi ekonomi dan geopolitik global yang tidak stabil.

Kepercayaan ini menjadi peluang untuk membangun semangat kerjasama guna pemulihan bersama dan untuk menggerakkan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks pengelolaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Wempi menekankan pentingnya peran wilayah perbatasan seperti yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo. PLBN bukan hanya sebagai titik administrasi lintas batas, tetapi juga menjadi wajah dan pintu depan Indonesia.

Pembangunan dan perbaikan yang terus berlangsung pada 13 PLBN adalah bukti nyata dari kebanggaan bangsa.

“Upaya kita tidak hanya terbatas pada aspek fisik. Presiden telah menyatakan bahwa PLBN tidak hanya tempat untuk administrasi lintas batas, tetapi juga harus menjadi pusat pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar PLBN,” tambahnya.

Maka dari itu, Wempi mendorong agar PLBN terus ditingkatkan perannya, termasuk menjadi pintu ekspor nasional. Wilayah perbatasan juga harus dikelola dengan baik agar dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi yang baru dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sinergi antara kementerian/lembaga pemerintah dengan pemerintah daerah adalah kunci penting.

“Kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan. Hasil produksi dan kerajinan masyarakat di wilayah perbatasan juga perlu didorong untuk dipasarkan ke negara-negara tetangga. Di dalam negeri, pemerintah daerah, bahkan sampai tingkat desa, harus mendukung produk-produk lokal,” papar Wempi.

Selain itu, Wempi juga menegaskan pentingnya meningkatkan produktivitas di wilayah perbatasan serta memupuk rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Selain semangat tersebut, rasa persatuan juga harus ditanamkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan.

Memperkuat Peran Strategis Wilayah Perbatasan Indonesia dalam Perekonomian dan Persatuan Bangsa

Dengan demikian, memperkuat peran strategis wilayah perbatasan Indonesia bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang memupuk semangat persatuan dan memastikan kedaulatan negara di wilayah yang rentan.

Semua ini merupakan bagian dari usaha untuk mewujudkan Indonesia yang lebih kuat dan berdaya di tingkat regional dan global.