Example floating
Example floating
HukumKriminal

Fakta Tersembunyi di Balik Kericuhan Dago Elos: Siapa yang Bertanggung Jawab?

×

Fakta Tersembunyi di Balik Kericuhan Dago Elos: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Sebarkan artikel ini
Fakta Tersembunyi di Balik Kericuhan Dago Elos: Siapa yang Bertanggung Jawab?
Fakta Tersembunyi di Balik Kericuhan Dago Elos: Siapa yang Bertanggung Jawab?
Example 468x60

MEMO

Kericuhan yang terjadi di kawasan Dago Elos, Bandung, pada malam Senin (14/8), menjadi sorotan setelah pihak kepolisian membantah bahwa gas air mata ditembakkan dengan sengaja untuk menyasar warga. Kapolres Kombes Pol Budi Sartono mengklaim bahwa tindakan tersebut ditujukan untuk membubarkan kelompok yang memicu keonaran dengan melempar batu.

Example 300x600

Namun, terdapat perbedaan kronologi yang diungkapkan oleh pihak kepolisian dan warga, menciptakan keraguan terkait peristiwa ini.

Kronologi Kericuhan Dago Elos: Kepolisian Bantah Menargetkan Warga, Warga Merasa Ditolak?

Pihak kepolisian membantah bahwa petugas mereka menembakkan gas air mata dengan sengaja untuk mengenai warga di kawasan Dago Elos ketika terjadi kerusuhan pada malam Senin (14/8) di Bandung. Kombes Pol Budi Sartono, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Bandung, mengklaim bahwa gas air mata ditembakkan oleh personelnya sebagai upaya untuk membubarkan sekelompok individu yang telah memicu kekacauan dengan melempar batu.

“Dalam tindakan tersebut, niat kami adalah untuk membubarkan kelompok anarkis tersebut, dan bukan untuk menyerang warga,” ungkap Budi pada hari Selasa (15/8).

Budi kemudian menjelaskan kronologi versinya tentang apa yang mengarah pada kerusuhan di Dago Elos. Ia mengatakan bahwa awalnya, sekelompok warga telah melakukan blokade jalan di terminal Dago setelah merasa bahwa laporan mereka terkait sengketa lahan telah ditolak oleh pihak Kepolisian Resort Kota Besar.

Namun, Budi menyangkal bahwa pihak kepolisian telah menolak laporan dari warga. Ia mengklaim bahwa mereka telah menerima warga dengan baik dan menghimbau agar warga melengkapi laporan mereka dengan bukti-bukti yang mendukung tuduhan tindak pidana yang dilaporkan.

“Kami telah menerima laporan tersebut dengan baik di Polrestabes, hanya saja kami memerlukan alat bukti yang lebih lengkap. Mungkin ada kesalahpahaman dalam penyampaian informasi,” jelas Budi.

Menurut Budi, ia menduga bahwa kuasa hukum tidak memberikan penjelasan yang cukup rinci kepada warga, sehingga terjadi kesalahpahaman mengenai penolakan dari pihak kepolisian.

“Informasi yang disampaikan oleh pihak pengacara kepada keluarga mungkin tidak detail, sehingga muncul kesan bahwa polisi menolak laporan tersebut,” tambahnya.

Protes di Terminal Dago: Kesalahpahaman dan Aksi Pengacau Memanas Situasi

Akibat dari kesalahpahaman ini, warga memutuskan untuk melakukan protes dengan cara memblokade jalan di terminal Dago pada malam Senin (14/8). Budi menginformasikan bahwa pemblokiran ini berlangsung dari pukul 21.00 hingga 23.00 WIB.

Budi juga menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah berusaha melakukan tindakan persuasif dan bahkan bersedia untuk melakukan negosiasi dengan para warga. Namun, selama rapat berlangsung, sekelompok individu muncul dan mengakibatkan situasi menjadi tidak kondusif.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.