Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tantangan kompleks dalam penanganan banjir di DKI Jakarta. Meskipun proyek sodetan Sungai Ciliwung telah rampung, permasalahan banjir di ibu kota belum sepenuhnya teratasi. Presiden Jokowi memandang bahwa penanganan banjir di Jakarta harus melibatkan berbagai aspek, termasuk pembangunan waduk di luar wilayah Jakarta dan penanganan 12 sungai lainnya secara baik.
Proyek Sodetan Ciliwung yang sempat terhenti selama 6 tahun akhirnya selesai, menyumbang solusi untuk sekitar 62% masalah banjir di Jakarta. Namun, tantangan banjir di Jakarta membutuhkan kerjasama antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara komprehensif.
Presiden Jokowi Ungkap Tantangan Kompleks di Balik Banjir Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa penanganan banjir di DKI Jakarta tidaklah mudah. Semua harus dimulai dari hulu hingga hilir.
Beliau mengungkapkan, walaupun proyek sodetan Sungai Ciliwung telah diselesaikan, bukan berarti permasalahan banjir di Jakarta sudah teratasi. Bahkan, menurut beliau, untuk membantu mengendalikan banjir di Jakarta, diperlukan pembangunan dua waduk di luar wilayah Jakarta, yaitu di Ciawi dan Sukamahi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Penanganan banjir di Jakarta belum cukup hanya dengan mengurus Sungai Ciliwung saja, karena ada 12 sungai lain yang juga perlu ditangani dengan baik,” ujar Jokowi saat meresmikan Proyek Sodetan Ciliwung di Jakarta pada hari Senin (31/7/2023).
“Beberapa di antaranya adalah sungai Sunter, Sungai Cipinang, Sungai Baru Barat, Sungai Baru Timur, sungai (saluran) Mookervart, sungai Pesanggrahan, dan lain-lain,” tambahnya.
Kompleksitas Penanganan Banjir di Jakarta Menurut Jokowi
Oleh karena itu, Presiden memerintahkan Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bekerja sama dalam mengatasi permasalahan banjir di kota tersebut.
“Saya ingin menekankan lagi, penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara bersama-sama oleh Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ini adalah persoalan yang sangat kompleks dan tidak mudah,” tegas Jokowi.
“Selain banjir biasa, kita juga memiliki banjir rob yang dapat mencapai daratan di DKI Jakarta. Oleh karena itu, penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilir,” sambung beliau.
Seperti yang diketahui, proyek Sodetan Ciliwung sebelumnya sempat terhenti selama 6 tahun. Padahal, proyek ini merupakan salah satu harapan pemerintah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Dengan selesainya proyek ini, Jokowi menyatakan bahwa setidaknya 62% permasalahan banjir di Jakarta telah teratasi. Bahkan, ada 6 kelurahan yang diprediksi akan bebas dari banjir setelah proyek Sodetan Sungai Ciliwung ini selesai.
Penanganan Banjir di Jakarta: Tantangan Kompleks yang Terus Diupayakan
Proyek Sodetan Ciliwung sendiri sempat mengalami kendala selama 6 tahun, tetapi setelah selesai, berhasil mengatasi sekitar 62% masalah banjir di Jakarta. Bahkan, beberapa kelurahan bahkan dapat diprediksi akan bebas banjir setelah proyek ini selesai. Namun, perlu diingat bahwa banjir di Jakarta bukan hanya masalah banjir biasa, tetapi juga banjir rob yang naik ke daratan di DKI Jakarta.
Oleh karena itu, penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mencapai hasil yang lebih maksimal dan berkelanjutan.