Memo.co.id
Sedikitnya 19 orang tewas dan puluhan lain luka dalam insiden penusukan di kota Sagamihara, di sebelah barat kota Tokyo. Pelaku Satoshi Uematsu, berusia 26 tahun melakukan serangan terhadap penyandang difabel, Selasa (26/7/2016) dinihari.
Kota Sagamihara berada sekitar 50 kilometer di sebelah barat Kota Tokyo. Tsukui Yamayuri Garden merupakan panti untuk penyandang disabilitas yang memiliki daya tampung sekitar 160 orang.
Saat ini ada 149 penghuni panti berusia 19 sampai 75 tahun yang mayoritas mengalami keterbelakangan mental. “Saya ingin menyingirkan penyandang difabel di seluruh dunia,” kata polisi mengutip ucapan pelaku melalui The Asahi Shimbun.
Satoshi Uematsu merupakan mantan karyawan di panti itu dari Desember 2012 sampai Februari lalu. Belum jelas alasan Uematsu keluar dari pekerjaannya. Dia datang ke panti sekitar pukul 2 dinihari waktu setempat. Uematsu mengamuk dan melakukan penusukan.
Tindakan brutal Uematsu ini menyebabkan 19 orang tewas dan 45 orang terluka. Uematsu menyerahkan diri ke kantor polisi pada pukul 3 dinihari. Dia membawa tas penuh pisau dan benda tajam lainnya, beberapa di antaranya berlumuran darah.
Jepang dikenal memiliki tingkat kejahatan bersenjata yang sangat rendah. Serangan-serangan bersenjata merupakan kasus langka di negara itu. Japantimes menyebut tragedi berdarah ini merupakan insiden terburuk sejak perang dunia II.
Jepang melarang keras kepemilikan senjata api. Beberapa insiden berdarah tetap terjadi di Jepang berupa penusukan dan penyebaran racun.