Herlin mengemukakan, kasus varian baru COVID-19 yang masuk ke Jawa Timur ini ditemukan setelah muncul hasil pemeriksaan varian COVID-19 terhadap CT Value dibawah 25 terhadap WNI asal Kabupaten Mojokerto tersebut, yang hasilnya keluar pada 30 April 2021 lalu.
“Ya varian baru ini sudah ditemukan sudah ada di Kabupaten Mojokerto dari Kongo sedang dilacak mereka sudah kontak erat serum apakah sudah menularkan atau tidak varian baru tingkat penularannya cepat dan vatalnya juga tinggi. Jadi di negara lain angkanya tinggi dari gelombang pertama kedua dan ketiga mudah mudahan tidak terjadi, jawa timur ada dari kongo satu jadi untuk orang dari luar negeri semuanya langsung di tes lagi,” bebernya.
Walaupun mereka bawa tes PCR lanjutnya, namun Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo telah menyampaikan, 2.100 bawa hasil tes negatif setelah dites lagi positif yang positif CTnya dibawah 25 diwajibkan dilakukan pemeriksaan varian melihat jenis varian dari mutasi virus COVID-19 yang menjangkit.
“Bukan hanya di kabupaten yang lain di provinsi lain sudah ada dan macm-macem, India ada Eropa ada, nanti kalau menyebar kita akan kerja ekstra vaksin yang kita gunakan perlu ditambah jenis lagi , kebetulan yang kita periksa tanpa gejala B117 ini di negara yang lain sudah banyak dan korbanya agak banyak, garis besarnya tingkat penularanya cepat dan kevatalanya tinggi, tidak semuanya menunjukkan gejala termasuk yang ada di Jawa Timur ini,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur ini juga menjelaskan, kasus varian baru B117 yang ditemukan tersebut memiliki perbedaan dengan kasus COVID-19 asal Wuhan, pasalnya mutasi yang terjadi pada varian baru COVID-19 B117 memiliki tingkat penularan yang sangat cepat dan vatalitas yang cukup tinggi.