Tanpa mengeluh, tanpa banyak kata, tetap berusaha, semangat hidupnya masih tetap menyala.
“Pasarnya di Ngelongah Sumberingin, kadang di pasar tradisional Jarakan, atau di pasar Ngrayung Ngadirenggo, tergantung hari pasarannya,” tuturnya.
Di waktu dirinya masih muda serta suaminya masih hidup, dirinya pun ke pasar-pasar yang jaraknya hingga 15 kilometer dari rumahnya.
“Dulu saya masih mampu ke pasar Tugu yang jaraknya sekitar belasan kilometer dari rumah,” jelasnya.
Akhirnya, dirinya berpesan, tiada kata berhenti berikhtiar dalam kehidupan, selagi kita masih diberikan kesehatan. Itulah wujud dari syukur kita kepada Allah Swt, pungkasnya mengakhiri perbincangan.
Artikel asli dari Memo Tulungagung, dengan judul :
Telah Renta, Semangat Tak Pernah Pudar, Tetap Jualan Sapu Lidi Untuk Hidupi Seorangdiri