Gejala utama Ebola meliputi demam tinggi, muntah, diare, nyeri otot, dan perdarahan internal maupun eksternal.
Uganda memiliki sejarah panjang wabah Ebola, termasuk yang menewaskan ratusan orang pada tahun 2000.
Pihak berwenang kini berpacu dengan waktu untuk melacak kontak erat dan menghentikan penyebaran virus sebelum semakin meluas.
Kampala, ibu kota Uganda, memiliki populasi lebih dari 4 juta jiwa, yang membuat pengendalian wabah semakin sulit. Seorang perawat yang meninggal diketahui sempat mencari pengobatan ke beberapa rumah sakit sebelum akhirnya dirawat di Mbale. Bahkan, ia sempat berkonsultasi dengan tabib tradisional sebelum akhirnya meninggal dunia.
WHO menyebut uji coba vaksin ini sebagai langkah besar dalam respons terhadap keadaan darurat kesehatan global. Namun, masih ada tantangan besar dalam pelacakan kontak, edukasi masyarakat, dan distribusi vaksin.
Hingga kini, para ilmuwan belum mengetahui secara pasti dari mana asal virus Ebola, meskipun diduga berasal dari kontak manusia dengan hewan terinfeksi atau konsumsi daging mentahnya.
Dengan meningkatnya kekhawatiran global terhadap wabah ini, bisakah Uganda mencegah penyebaran lebih luas? Dunia menunggu jawabannya!