Dengan suasana yang masih berduka, Siti Maryamah hanya bisa pasarah saja. Harapannya kepada pemerintah Indonesia, agar jasat suaminya segera dapat dibawa pulang ke tanah air. “Kami ingin sekali agar suami saya dapat dimakamkan di kampung saja,” katanya.
sambil mengeluarkan air mata.
Ketika ditanya Memo, apa ada tanda tanda atau firasat yang dialami, ketika menjelang dan saat kejadian, tepat hari dia meninggal, Maryamah mengatakan biasanya suaminya, Munangin, aktif menelepon anggota keluarga di kampung. ” Terutama, ke saya. Sering kontak sekedar memebri kabar ,” katanya.