Jakarta, Memo|
Tiga kapal perang China di perairan Indonesia, perlu diwaspadai. Meskipun kapal perang milik Chinta itu membawa misi kemanusiaan, namun DPR RI, berrahap agar Pemerintah Indonesia tetap waspada.
Kewaspadaan pemerintah sudah menjadi keharusan. Pasalnya, dibalik misi kemanusiaan, potret dan data kelautan di Indonesia bisa diambil menggunakan teknologi canggih dan modern. Dan, itu dimiliki China.
DPR RI Ingatkan Intelijen, Kemenhan dan TNI, Motif Dibalik Misi Kemanusiaan Kapal Perang China
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengingatkan Kemenhan, TNI, BAIS dan stakeholder terkait pertahanan untuk mewaspadai tujuan di balik kapal-kapal perang China yang geruduk Indonesia beberapa waktu terakhir.
Legislator asal dapil Daerah Istimewa Yogyakarta ini memamparkan beberapa kejadian yang relevan terkait keamanan dan data laut Indonesia sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan dalam situasi apapun.
Indonesia Sering Menemukan Sea Glider Milik China di Bawah Laut
“Beberapa kali kita menemukan sea glider yang diduga milik China tanpa izin diduga sedang mengumpulkan data laut Indonesia. Ini hanya beberapa yang ketahuan yang tidak ketahuan bisa jadi lebih banyak,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini.
Dia menambahkan pernyataannya bahwa setiap pergerakan militer asing harus diwaspadai termasuk ketika operasi kemanusiaan termasuk bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia dalam penanganan KRI Nanggala-402. Kata Sukamta, dua kapal yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 merupakan kapal penyelamat dan pengangkat kapal, sehingga tepat ketika membantu pengangkatan Nanggala 402.
Kapal Perang Tan Suo 2, Dikenal Kapal Penelitian Milik China
“Namun, kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 merupakan kapal penelitian ilmiah yang beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina patut diwaspadai. Kapal ini bisa menjalankan tugas ganda yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402 sekaligus mengumpulkan data tentang laut Indonesia,” Ujarnya