Example floating
Example floating
Life StyleSehat

Terungkap! Rahasia Puasa Intermiten untuk Atasi Diabetes Tipe 2

×

Terungkap! Rahasia Puasa Intermiten untuk Atasi Diabetes Tipe 2

Sebarkan artikel ini
Terungkap! Rahasia Puasa Intermiten untuk Atasi Diabetes Tipe 2
Terungkap! Rahasia Puasa Intermiten untuk Atasi Diabetes Tipe 2
Example 468x60

MEMO

Puasa intermiten semakin dikenal sebagai cara potensial untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki kesehatan, terutama bagi penderita diabetes tipe 2. Studi terbaru dari University of Adelaide dan South Australian Health and Medical Research Institute mengungkap manfaat dan tantangan dari pendekatan ini dalam mengelola kondisi diabetes.

Manfaat dan Risiko Puasa Intermiten pada Penyakit Diabetes Tipe 2

Puasa intermiten, yang sedang populer, dikenal sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki kesehatan. Pendekatan ini melibatkan bergantian antara periode makan dan tidak makan.

Pada metode ini, orang yang menjalani puasa intermiten membatasi waktu makan mereka ke beberapa jam setiap hari atau beberapa hari dalam seminggu, dan sisanya adalah masa puasa.

Saat dalam masa puasa, tubuh kekurangan glukosa sebagai sumber energi, sehingga tubuh mulai membakar lemak sebagai gantinya, proses yang dikenal dengan istilah ketosis.

Namun, penelitian terkini menunjukkan bahwa puasa intermiten bisa memberi manfaat pada penderita diabetes tipe 2.

Studi ini melibatkan lebih dari 200 peserta selama 18 bulan oleh para peneliti dari University of Adelaide dan South Australian Health and Medical Research Institute. Mereka membandingkan dua pola makan berbeda, yaitu puasa intermiten dengan waktu makan yang dibatasi dan diet rendah kalori.

Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Medicine.

Menurut laporan SCMP, meskipun kedua kelompok peserta mengalami penurunan berat badan yang sama, mereka yang berpuasa tiga hari dalam seminggu dengan hanya makan antara jam 8 pagi hingga 12 siang menunjukkan toleransi glukosa yang lebih baik setelah enam bulan, dibandingkan dengan mereka yang menjalani diet rendah kalori setiap hari. Profesor Leonie Heilbronn dari Universitas Adelaide menyatakan hal ini.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.