Pengumuman mendadak dari PBNU mengenai pemecatan Nusron Wahid sebagai Ketua PBNU memunculkan kebingungan dan spekulasi. Keputusan ini, bersama dengan penggantian tokoh-tokoh kunci lainnya, menimbulkan pertanyaan terkait alasan di balik perombakan ini dalam tubuh organisasi Islam terkemuka di Indonesia.
Pemecatan Nusron Wahid dan Tokoh PBNU Lainnya: Alasan Sebenarnya?
Politikus dari Partai Golkar dan juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menyatakan bahwa ia telah menerima keputusan untuk diberhentikan dari salah satu posisi Ketua PBNU pada hari Selasa (12/12).
Sebagai seorang santri, Nusron mengungkapkan bahwa ia akan tunduk pada keputusan yang telah dibuat oleh para kyai di PBNU. Karena ia merupakan seorang santri, Nusron tidak meminta jabatan tersebut.
“Dalam kapasitas sebagai santri, saya menyadari dan menerima keputusan yang diambil oleh para kiai kita. Seorang santri tidak boleh meminta jabatan,” ujar Nusron setelah debat perdana capres di kantor KPU pada malam Selasa (12/12).
“Intinya, jika kita diberi tanggung jawab, kita akan laksanakan dengan penuh syukur. Jika tidak ada tanggung jawab, kita tetap bersyukur. Kita siap untuk ditugaskan dalam segala hal,” tambahnya.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah memberhentikan dengan penghormatan Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU untuk sisa masa jabatan 2022-2027.
Pemecatan Nusron Wahid dan Reshuffle PBNU: Fakta dan Spekulasi
Keputusan tersebut merujuk pada Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 mengenai Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027 yang dikeluarkan oleh PBNU pada tanggal 15 November 2023.
Tidak hanya Nusron dan Nasyirul, PBNU juga telah memberhentikan dengan penghormatan KH Muhammad Syakrim, KH Muhammad Hatim Salman dari posisi Mustasyar PBNU, dan KH Subhan Makmun dari posisi Rais PBNU.
Alasan secara spesifik mengenai pemecatan pengurus tersebut tidak dijelaskan secara detail oleh PBNU. Selain itu, PBNU juga menetapkan KH Ubaidillah Ruhiat dan KH Muhib Aman Aly sebagai Rais Syuriyah PBNU.
Saat dihubungi terpisah, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengkonfirmasi hal tersebut. Gus Ipul menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil dari rapat gabungan PBNU.
“Pertimbangannya adalah untuk melakukan penyegaran dan menempatkan pengurus pada tempat yang tepat,” kata Gus Ipul pada hari Selasa (12/12).
Misteri di Balik Pemecatan Tokoh PBNU: Spekulasi dan Pertanyaan Tanpa Jawaban yang Jelas
Meskipun Sekjen PBNU, Gus Ipul, menyatakan bahwa perombakan dilakukan untuk penyegaran dan penempatan yang tepat, penjelasan lebih lanjut terkait alasan di balik langkah tegas ini masih dinantikan oleh publik. Ketidakjelasan ini meninggalkan ruang bagi spekulasi dan perdebatan di kalangan masyarakat.