Lebih lanjut, sebagian besar bank ini juga tidak mempertimbangkan hak asasi manusia dalam transaksi mereka, yang merupakan tantangan serius.
Tantangan yang sama juga berlaku untuk Rencana Aksi Nasional (NAP) mengenai bisnis dan hak asasi manusia yang dikeluarkan oleh beberapa Negara Anggota ASEAN.
Herni Ramdlaningrum, Manajer Program PRAKARSA, menyatakan, “Pekerja perempuan dan petani bukan hanya memberikan kontribusi besar terhadap produktivitas sektor pertanian ASEAN, tetapi juga menjadi pondasi keluarga dan komunitas mereka sendiri. Mereka seringkali memikul tanggung jawab besar dalam pekerjaan perawatan dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar.” Meskipun demikian, perempuan di sektor pertanian sering kali menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia, kondisi kerja yang eksploitatif, pelecehan seksual, diskriminasi, dan kekerasan berbasis gender.
Oleh karena itu, Negara-Negara Anggota ASEAN harus mengambil langkah lebih lanjut untuk memastikan perlindungan mereka, bersama dengan kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya.
Pentingnya Kebijakan Keuangan Berkelanjutan dalam Mendorong Kesetaraan Gender di Sektor Pertanian ASEAN
Pentingnya tindakan segera dalam menerapkan komitmen terhadap standar keuangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab tidak bisa diabaikan. Seiring dengan upaya FFA dan GRAISEA untuk memperkuat perlindungan hak asasi manusia dan kesetaraan gender di sektor pertanian ASEAN, institusi keuangan dan negara-negara anggota ASEAN perlu mengambil peran yang lebih aktif.
Data dari laporan Harvesting Inequality FFA-GRAISEA 2022 menunjukkan bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan dalam mengungkapkan informasi dan mempertimbangkan isu-isu gender dalam bisnis dan investasi di sektor ini.
Jika tidak, ketidaksetaraan dan ketidakadilan akan terus mengakar, terutama bagi pekerja dan petani perempuan yang begitu berperan penting dalam sektor pertanian. Dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, perlindungan hak asasi manusia dan kesetaraan gender harus menjadi prioritas, bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam tindakan nyata yang dapat membawa perubahan positif bagi seluruh komunitas di ASEAN.