Example floating
Example floating
Berita Kediri

Terungkap, Pengadaan Mesin PCR Rp 2,3 Miliar Tidak Pakai lelang

×

Terungkap, Pengadaan Mesin PCR Rp 2,3 Miliar Tidak Pakai lelang

Sebarkan artikel ini
Pengadaan Mesin PCR 2,7 Milyar Pemkab Blitar, Tak Sesuai, Menteri Kesehatan Marah
Pengadaan Mesin PCR 2,7 Milyar Pemkab Blitar, Tak Sesuai, Menteri Kesehatan Marah
Example 468x60

Blitar, Memo |

Terungkap bahwa pengadaan mesin PCR sebesar Rp. 2,3 miliar tidak melalui proses lelang. Terungkapnya kasus tersebut, setelah DPRD Kabupaten Blitar mencecar pertanyaaj ke Direktur RSUD Srengat dr Pantjarara Budiresmi di depan Komisi IV DPRD Blitar.

Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, sengaja memanggil pihak pihak terkait pengadaan proyek mesin PCR yang disemprot Menteri Kesehatan RI, dengan alasan, mesin tersebut tidak layak pakai dan tidak memenuhi standart yang dibuat Kementerian kesehatan.

DPRD Lakukan Inspeksi Mendadak dan Gelar Rapat Kerja dengan Komisi IV Bahas Pengadaan Mesin PCR

Pengadaan mesin PCR RSUD Srengat Kabupaten Blitar yang ditegur Menteri Kesehatan karena dinilai mahal, ternyata tidak melalui proses tender lelang. Mesin Cobas Z 480 merek Roche buatan Jerman seharga Rp2,3 miliar itu, dibeli melalui proses penunjukkan langsung (PL).

Dalam rapat kerja Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar Jumat (4/6/2021), alasan PL tersebut dicecarkan kepada Direktur RSUD Srengat dr Pantjarara Budiresmi. “Monggo dijelaskan (alasan PL),” ujar Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Sugeng Suroso di Gedung DPRD Jumat (4/6/2021).

Bahas Polemik Harga Mesin PCR

Setelah Sekretaris Komisi IV Medi Wibawa melakukan inspeksi mendadak ke RSUD Srengat Kamis (3/6) sore, legislatif membawa persoalan mesin PCR ke rapat kerja DPRD. Polemik soal harga dan penggunaan mesin muncul setelah Wakil Bupati Blitar Rachmat Santoso ditegur langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Pengadaan mesin PCR berlangsung di era Bupati Blitar, Rijanto Oktober 2020. Mesin yang ada dinilai Menkes kemahalan. Juga tidak suport dengan reagen bantuan pemerintah. Karenanya digolongkan mesin PCR yang tidak direkomendasikan.

Pengadaan Mesin Sesuai Aturan

Menanggapi hal itu Direktur RSUD Srengat, dr Pantjarara Budiresmi berdalih keputusan membeli mesin PCR melalui PL karena kondisi mendesak memenuhi kebutuhan Test Swab PCR.

Mengenai PL, yakni tanpa tender lelang yang pembiayaannya bersumber dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), Pantjarara mengatakan sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Dinkes, Inspektorat dan BPKAD. Langkah yang diambil agar tidak dianggap menyalahi aturan. Pengadaan tersebut juga sudah diaudit BPK.

“Juga ada aturan yang membolehkan pengadaan barang dan jasa terkait kebutuhan penanganan COVID-19 melalui PL,” terang Pantjarara.

Mesin PCR Multy Fungsi, Tidak Mahal

Soal tudingan mesin PCR Roche yang dibeli kelewat mahal, Pantjarara menyangkal. Ia menyebut mesin kategori medium. Tidak terlalu mahal dan juga terlalu murah, serta sesuai dengan alokasi anggaran. Harga satu paket mesin yang terdiri dari tiga unit Rp2,3 miliar.

Sementara pagu anggaran Rp 2,7 miliar. Selain kapasitas yang relatif besar, kata Pantjarara mesin juga memiliki kelebihan multi fungsi, yakni bisa dipakai untuk swab test penderita HIV/AIDS dan hepatitis.

“Mesin ini termasuk middle atau sedang. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah,” kata Pantjarara.

DPR Cecar Tentang Pengadaan 5000 Reagen

Dalam raker legislatif, Sekertaris Komisi IV Medi Wibawa juga mencecar pertanyaan soal pembelian 5.000 reagen PCR senilai Rp1,5 miliar. Bandrol sekali swab test di RSUD Srengat Rp300 ribu. Sementara sejak Oktober 2020, mesin PCR masih melakukan 3.950 swab test. Antara pendapatan dan anggaran yang dikeluarkan, apakah sebanding.

Pantjarara mengatakan, pembelian 5.000 reagen dilakukan bertahap. Tahap awal 1.500 reagen dan 3.500 reagen selebihnya melihat situasi perkembangan COVID-19 di Kabupaten Blitar.

“Soal reagen juga tidak harus merk yang sama dengan mesin. Bisa open chanel atau merk lain sesuai hasil pertemuan dengan pihak penyedia barang. Sementara memakai reagen merk yang sama dengan mesin agar garansi tidak hangus,” ujar Pantjarara.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.