Korean Air mengambil langkah proaktif dengan menghentikan penyediaan mi instan cup kepada penumpangnya, menyusul meningkatnya kekhawatiran akan keselamatan selama turbulensi dalam penerbangan. Keputusan ini diharapkan dapat mengurangi risiko cedera akibat tumpahan air panas di kabin.
Baca Juga: Kopi Ternyata Bisa Jadi "Teman" Penderita Diabetes, Ini Rahasia di Balik Manfaatnya
Korean Air Menghentikan Penyajian Mi Instan Cup karena Kekhawatiran Turbulensi
Korean Air, maskapai penerbangan terkemuka asal Korea Selatan, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk menghentikan penyediaan mi instan cup kepada penumpangnya sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan turbulensi selama penerbangan.
Keputusan ini diambil sebagai langkah proaktif dalam upaya meningkatkan keselamatan penumpang, mengingat mi instan cup memerlukan penggunaan air panas yang dapat berbahaya saat pesawat mengalami turbulensi. Pernyataan resmi dari Korean Air yang dilaporkan oleh Daily Telegraph pada Minggu menyatakan hal ini.
Baca Juga: Rahasia Kopi Hitam Tanpa Gula Manfaat Ajaib untuk Kesehatan
Mi instan cup, camilan yang sangat disukai dan mudah dinikmati oleh penumpang, memang memerlukan air panas mendidih untuk disiapkan, sehingga menjadi populer di berbagai layanan penerbangan.
Seorang pejabat Korean Air menjelaskan, “Saat penumpang menikmati mi instan di dalam kabin, sering kali banyak penumpang lain yang tertarik untuk memesan camilan serupa. Kru kabin pun sibuk menyiapkan dan menyajikan camilan tersebut, kadang-kadang dengan membawa beberapa cup sekaligus. Ketika terjadi turbulensi dan pesawat berguncang, risiko cedera dapat meningkat.”
Baca Juga: Rahasia Air Hangat Pagi Detoks Alami Hingga Pencernaan Lancar
Perubahan ini dijadwalkan akan mulai berlaku pertengahan Agustus 2024. Sebagai penggantinya, Korean Air akan menawarkan sandwich atau makanan ringan lain yang dapat dipanaskan dalam microwave seperti pizza dan hot pocket kepada pelanggan mereka.
Namun, kebijakan ini hanya akan mempengaruhi penumpang di kelas ekonomi yang lebih padat, di mana risiko tumpahan air panas dan cedera lebih besar dibandingkan dengan kelas bisnis yang lebih lapang dan jumlah penumpang yang lebih sedikit.
Kekhawatiran terhadap turbulensi di pesawat telah meningkat sejak kecelakaan tragis yang melibatkan penumpang dari penerbangan Singapore Airlines dari London beberapa waktu lalu.
Sebagai tanggapan tambahan terhadap kondisi penerbangan yang semakin tidak stabil, Korean Air sebelumnya juga telah mengumumkan rencana untuk mengakhiri layanan kabin lebih awal sebanyak 20 menit sebelum mendarat.
Sebagai bagian dari upaya lebih luas di industri penerbangan global, Korean Air bergabung dengan banyak maskapai lainnya yang menyesuaikan prosedur dan kebijakan mereka untuk menghadapi masa depan penerbangan yang lebih bergejolak, yang diprediksi akan dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Di masa mendatang, penumpang mungkin perlu mengantisipasi aturan baru seperti lebih lama menggunakan sabuk pengaman, penurunan dalam penyediaan makanan selama penerbangan, dan aturan yang lebih ketat terkait dengan perjalanan anak-anak di bawah usia dua tahun.
Penyesuaian Layanan Korean Air Terhadap Kekhawatiran Turbulensi: Menu Baru dan Fokus pada Keselamatan
Korean Air tidak hanya menghentikan penyediaan mi instan cup, tetapi juga menggantinya dengan menu alternatif seperti sandwich dan makanan ringan yang dapat dipanaskan, yang aman untuk disajikan di dalam kondisi penerbangan yang bergejolak. Perubahan ini terutama mempengaruhi penumpang di kelas ekonomi yang lebih padat, sementara kelas bisnis dengan ruang yang lebih luas tetap mempertahankan layanan yang lebih eksklusif. Langkah ini sejalan dengan upaya industri penerbangan global untuk menanggapi kondisi penerbangan yang semakin tidak stabil, yang dipengaruhi oleh perubahan iklim dan meningkatnya kekhawatiran keselamatan.












