Surabaya, Memo.co.id
Kamar dan bilik di eks lokalisasi Moroseneng Surabaya, ternyata masih dihuni oleh pekerja seks komersial. Kanyataan ini berbeda jauh dengan propaganda Pemkot Surabaya selama ini, yang seolah sudah membumihanguskan lokalisasi di kota metropolis ini.
Dua wisma di eks lokalisasi Moroseneng Surabaya, yakni Wisma Sriwijaya dan Wisma Srikandi, di kompleks lokalisasi tersebut, selama ini masih digunakan untuk praktek prostitusi. Di dua wisma tersebut, masih dihuni mucikari dan memperkerjakan beberapa wanita penjaja cinta.
Bila, momennya tidak menjelang bulan Ramadlan, tidak ada razia dari petugas. Petugas di Satpol PP dan kepolisian, selalu mentradisikan razia ke beberapa lokalisasi dan eks lokalisasi , sebatas kepatutan. Jika, berdasar penegakan hukum, dapat dipastikan, razia serupa sudah dilaksanakan jauh jauh hari.
Praktik prostitusi terselubung dengan menyediakan kamar bekas wisma di eks lokalisasi Moroseneng, berhasil diungkap jajaran Satuan Reserse Kriminal ( Satreskrim ) Polrestabes Surabaya bersama Satpol PP Kota Surabaya.
Dari penggrebekan ini, petugas mengamankan seorang mucikari bernama Sunaryo warga Sememi dan 3 PSK yakni Erfiana warga asal Banyuwangi, Titik Ekawati dan Novita Amalia. Mereka diciduk di dua wisma, Sriwijaya, dan Wisma Srikandi.
Dalam praktiknya, mucikari ini dengan sengaja menyediakan kamar di wisma yang sudah resmi ditutup Pemerintah Kota Surabaya pada 2013 lalu. Oleh pelaku, kamar – kamar tersebut kembali dimanfaatkan.
Menurut AKBP Shinto Silitonga Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, dengan terungkapnya kasus ini, polisi masih memburu seorang pemilik wisma. Satpol PP setempat mengaku akan terus mengawasi beberapa kamar di eks lokalisasi Moroseneng Surabaya. ( mar)