Selain Indonesia, negara lain juga terlibat dalam percobaan penggunaan Wolbachia seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.
Wolbachia memiliki kemampuan untuk menonaktifkan virus dengue yang ada pada nyamuk aedes aegypti. Diharapkan, hal ini dapat mencegah penularan penyakit tersebut ke dalam tubuh manusia.
Nyamuk jantan hasil modifikasi Wolbachia dirancang untuk berpasangan dengan nyamuk betina aedes aegypti. Sehingga, virus dengue dalam nyamuk betina akan terhambat dan tidak dapat menyebar.
Sementara jika nyamuk betina Wolbachia berpasangan dengan nyamuk jantan biasa, telur yang dihasilkan akan mengandung Wolbachia.
Inovasi Nyamuk Wolbachia: Membendung Penyebaran Demam Berdarah di Indonesia
Penggunaan nyamuk hasil rekayasa Wolbachia di lima wilayah Indonesia menjadi langkah terobosan dalam upaya mencegah penyebaran demam berdarah. Dengan dasar Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341, proyek ini menunjukkan hasil positif dari penelitian yang telah dilakukan sejak 2011 di Yogyakarta.
Uji coba di Yogyakarta dan Bantul pada tahun 2022 menunjukkan penurunan signifikan kasus demam berdarah hingga 77% serta pengurangan perawatan di rumah sakit sebesar 86%. Kehadiran Wolbachia membuka peluang besar dalam menekan penyebaran virus dengue melalui nyamuk aedes aegypti.