Penurunan Harga Minyak pada Perdagangan Terbaru: Harga Minyak Brent dan WTI Turun Lebih dari 1,5 Persen
Harga Minyak Brent dan WTI Turun Lebih dari 1,5 Persen
Penurunan harga minyak terus terjadi pada perdagangan hari Kamis (15/11), melanjutkan tren penurunan dari sesi sebelumnya. Menurut laporan dari Reuters, harga minyak Brent berjangka mengalami penurunan sebesar 28 sen menjadi US$80,90 per barel.
Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun sebanyak 31 sen menjadi US$76,35 per barel.
Kedua harga minyak acuan ini mengalami penurunan lebih dari 1,5 persen dibandingkan dengan sesi sebelumnya.
Analis menyatakan bahwa pelemahan ini disebabkan oleh laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang mengindikasikan peningkatan pasokan minyak di Amerika Serikat sebesar 3,6 juta barel pada pekan sebelumnya, mencapai total 421,9 juta barel.
Analisis: Penurunan Harga Minyak Dipicu Kenaikan Pasokan AS yang Mengejutkan
Kenaikan pasokan ini jauh melampaui perkiraan dari para analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan hanya akan terjadi kenaikan sebesar 1,8 juta barel. Tingginya ketersediaan pasokan minyak ini membuat kekhawatiran di pasar.
Sementara itu, kekhawatiran juga muncul seiring dengan potensi penurunan permintaan bahan bakar industri.
Walaupun aktivitas ekonomi di China, salah satu konsumen minyak terbesar di dunia, mengalami peningkatan pada bulan Oktober yang seharusnya menjadi angin segar bagi harga minyak, namun sentimen tersebut belum mampu mengerek harga minyak kembali naik.
Penurunan Harga Minyak Lebih dari 1,5 Persen: Pasokan Tinggi AS dan Kekhawatiran Pasar Memengaruhi Tren Harga
Harga minyak terus menurun pada perdagangan terbaru, dengan harga minyak Brent berjangka turun menjadi US$80,90 per barel dan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot ke angka US$76,35 per barel.
Penurunan ini lebih dari 1,5 persen dari sesi sebelumnya, dipicu oleh laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang mencatat peningkatan pasokan minyak di Amerika Serikat sebesar 3,6 juta barel pada pekan sebelumnya.
Hal ini jauh melampaui ekspektasi analis yang hanya memperkirakan kenaikan sekitar 1,8 juta barel. Pasar pun khawatir atas tingginya ketersediaan pasokan yang dapat mempengaruhi harga minyak di masa mendatang.
Meskipun ada harapan dari peningkatan aktivitas ekonomi China pada bulan Oktober, namun sentimen positif ini belum mampu membalikkan tren penurunan harga minyak.