Menurut Saki, saat ini Telkomsel telah memproduksi sebanyak 75 ribu paving block dan sekitar 20 ribu phone holder. Paving block ini rencananya akan digunakan dalam proyek pembangunan gedung baru di kantor pusat mereka, Telkomsel Smart Office. Sementara itu, phone holder akan disalurkan kembali ke outlet untuk berbagai keperluan.
Limbah kartu SIM dan cangkangnya dikumpulkan dari berbagai mitra Telkomsel di seluruh Indonesia, termasuk limbah dari operator lain. “Kami juga membantu operator lain dalam proses pengolahan limbah plastik ini. Dengan demikian, limbah tersebut bisa diubah menjadi produk dengan bentuk yang berbeda,” jelas Saki.
Setelah pengumpulan, limbah ini dikelola oleh perusahaan yang spesialis dalam pengelolaan limbah, PlusTik. Saki menekankan pentingnya program ini, mengingat bahwa bekas cangkang kartu SIM memerlukan waktu sekitar 30 tahun untuk terurai secara alami. Program ini bukan hanya berkontribusi terhadap pengelolaan limbah yang lebih baik, tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan Telkomsel.
Telkomsel Daur Ulang Kartu SIM Jadi Paving Block dan Phone Holder untuk Lingkungan
Telkomsel menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan mendaur ulang limbah kartu SIM menjadi paving block dan phone holder. Dengan memproduksi 75 ribu paving block dan 20 ribu phone holder, Telkomsel tidak hanya mengurangi jumlah limbah plastik yang sulit terurai, tetapi juga memberikan manfaat praktis melalui produk-produk yang berguna dalam pembangunan dan kebutuhan sehari-hari.