[ad_1]
Situbondo, Memo
Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi covid-19. Pandemi ini tidak semata-mata berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga sosial ekonomi masyarakat.
Pemerhati ekonomi Situbondo Ilham mengatakan, Kmis (9/7/2020). di sektor pertanian, FAO sudah memperingatkan potensi krisis pangan global. Rantai pasokan pangan dunia juga terancam di tengah pemberlakuan karantina disetiap wilayah, pembatasan sosial, dan larangan perjalanan.
Menurut Ilham, pertahanan yang penting dalam melawan covid-19 ialah ketahanan pangan. Dari sisi protokol kesehatan, pemerintah sudah menyiapkan strategi khusus untuk mencegah penyebaran virus melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menurutnya, Produksi berbasis pertanian rakyat, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan bahwa pandemi covid-19 menjadi momentum reformasi sektor pangan dan Indonesia dituntut memenuhi seluruh kebutuhan pangan dalam negeri. Maka, langkah utama yang perlu dilakukan meningkatkan produksi nasional berbasis pertanian rakyat dan keberpihakan pada petani kecil. Justru hal ini belum sepenuhnya pemerintah Kabupaten Situbondo bisa mewujudkannya, padahal pemerintah pusat maupun daerah sudah melakukan realokasi anggaran yang lebih besar untuk dialokasikan berupa bantuan benih/bibit, program padat karya, stabilisasi stok dan harga pangan, serta distribusi dan transportasi pangan.
Sementara Hadi Wiyono Mantan Sekretaris Daerah Situbondo dan saat ini selaku Ketua Umum Asosiasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan – Kelompok Tani Hutan (LMDH-KTH) Situbondo Jawa timur juga mengatakan, relokasi anggaran itu menjadi modal pemerintah mendongkrak produktivitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Keberpihakan pemkab setempat terhadap petani kecil pun harus ditunjukkan dengan optimalisasi peran penyuluh.