Dengan karir politiknya yang membuat Bayu pernah berkantor di JL. A. Yani Kota Blitar, ternyata juga tidak semulus praduga banyak orang. Waktu sistem pemilihan dengan sistem nomor urut, Bayu di Dapil Sananwetan pernah mendapatkan nomor urut 11.
Meski saat itu nomor 11 belum bisa mengantarkannya berkantor di JL. A.Yani, Bayu tidak putus asa dan setia bersama PDI-P mencalonkan diri hingga keberhasilan ada di tangannya. Hingga sekarang, Bayu tidak pernah melupakan jasa ‘guru’ politiknya yang membantu dan mendorongnya menjadi anggota legislatif.
Hingga sampai sekarang, di puncak karir politiknya yang dipercaya dan mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Wakil Wali Kota Blitar mendampingi Bambang Rijanto yang dikenal merakyat.
Kelemahan Bayu berikutnya, meski sudah menjadi pejabat publik. Bayu sudah memiliki beberapa anak angkat dari teman anaknya. Sekitar seratus orang yang diperbantukan bekerja di Pemkot Kota sebagai tenaga kontrak. Ada pula anak angkatnya yang menjadi anggota TNI. Yang dua orang, warga asal Banyuwangi kini bertugas di Papua. Yang satunya warga Bakung Kabupaten Blitar.
“Saya menganggap semua anak-anak angkat saya bak anak kandung saya sendiri, saya tidak pernah membeda-bedakan mereka. Saya bangga teman anak saya yang di sini, akhirnya pada jadi orang yang berguna buat bangsa dan negaranya. Hanya pesanku, anak-anak saya yang sudah bekerja dan mendapatkan gaji, sisihkan sebagian uangmu, cari anak yatim di sekitarmu. Gendong dan elus dengan kasih sayang, sambil berikan bantuan secukupnya,” pesan Bayu sambil menghela nafas panjang.
Dalam perjuangan kelemahan Bayu, dia berfilosofi sesama kawan seperjuangan boleh salah tapi tidak boleh berbohong. Karena didikan sebagai anak TNI, yang disiplin. Sehingga anak-anaknya juga ditanamkan prinsip menghormati dan menghargai sesama manusia. Bahkan, disaat ada siapapun bertamu ke kediamannya, seluruh anaknya diwajibkan untuk menghormatinya, dengan bersalaman dan cium tangannya.
Sembari kembali meneteskan air mata, Bayu meminta bantuan doa, agar salah satu anaknya yang bertugas di daerah konflik di Papua diberikan kemudahan dan keselamatan. Istilah Jawanya, Bayu gajah kelar bukan orang kaya tapi hidupnya didedikasikan bagi orang miskin di sekitarnya, membantu dengan tulus tanpa imbalan.
Faktanya, berapa jumlah anak angkatnya yang dibantu Bayu sampai menjadi abdi negara. Saya yakin banyak warga Blitar yang belum mengetahui, sosok dan kiprah calon wakil wali kota kita. Bayu bukan seorang retorika yang pandai bicara. Juga bukan seorang lulusan universitas terkenal, bahkan pegawai BUMN. Bayu, selama karir politiknya tidak pernah memiliki dana hingga puluhan miliar Rupiah. Atas beberapa kekurangan dan kelemahanya, Bayu merupakan sosok manusia biasa, orang yang memiliki salah dan dosa seperti banyaknya orang lainya.