Example floating
Example floating
Home

Sosialisasi Intensif Bursa CPO untuk Meningkatkan Partisipasi Pasar

Avatar
×

Sosialisasi Intensif Bursa CPO untuk Meningkatkan Partisipasi Pasar

Sebarkan artikel ini
Sosialisasi Intensif Bursa CPO untuk Meningkatkan Partisipasi Pasar
Sosialisasi Intensif Bursa CPO untuk Meningkatkan Partisipasi Pasar
Example 468x60

MEMO

Pentingnya sosialisasi Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia menjadi sorotan utama Ketua Umum APKASINDO, Gulat Manurung, yang menyerukan perlunya dukungan lebih besar dari ICDX dan regulator untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi pasar CPO di Tanah Air.

Peluang Emas di Pasar CPO Indonesia

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung, telah mengajukan permintaan kepada Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) dan regulator terkait pentingnya meningkatkan sosialisasi terkait Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia.

Menurut Gulat, sosialisasi yang lebih luas dari pihak ICDX sangat diperlukan agar para calon pembeli dapat lebih mengenal dan memahami platform penjualan CPO ini. Gulat juga menyatakan bahwa keberadaan Bursa CPO Indonesia sangat vital bagi kesejahteraan para petani sawit, yang saat ini hanya mendapatkan keuntungan yang minim dari hasil penjualan CPO.

Selain itu, Gulat juga mengkritisi ketidaktransparanan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang mengacu pada KPBN, menyebutnya sebagai praktik yang tidak adil dan tertutup. Dia menegaskan perlunya penetapan harga yang lebih transparan sesuai dengan dinamika pasar yang sebenarnya.

Gulat berharap agar pihak regulator dan penyedia platform pasar sawit dapat lebih giat dalam melakukan sosialisasi, sehingga aktivitas transaksi di Bursa CPO Indonesia dapat terus meningkat. Dia optimis bahwa dengan langkah-langkah yang tepat, Bursa CPO Indonesia dapat menjadi pusat transaksi yang dominan tanpa adanya pesaing yang signifikan.

Di sisi lain, Vice President Membership ICDX, Yohanes F. Silaen, memperkirakan bahwa nilai transaksi di Bursa CPO Indonesia dapat mencapai angka yang sangat signifikan, mencapai hampir Rp3.878 triliun pada tahun 2024. Yohanes menyambut baik pertumbuhan transaksi yang terus meningkat setiap tahunnya, menganggapnya sebagai pencapaian luar biasa bagi ICDX sebagai penyelenggara bursa yang didukung penuh oleh pemerintah.

Baca Juga  Kereta Cepat Surabaya: Swasta Merapat! Menhub Buka Pintu Lebar, APBN Fokus ke Generasi Muda

Data dari ICDX juga menunjukkan bahwa transaksi CPO fisik dan CPOTR di bursa terus mengalami peningkatan, meskipun masih terbatasnya jumlah perusahaan yang terlibat sebagai anggota di Bursa CPO Indonesia. Saat ini, hanya 49 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota, sebuah angka yang Yohanes akui masih jauh dari potensi penuh pasar ini.

Dengan demikian, prospek Bursa CPO Indonesia terlihat cerah, dengan harapan bahwa langkah-langkah yang tepat dalam sosialisasi dan pengembangan infrastruktur pasar dapat memicu pertumbuhan yang lebih baik di masa mendatang.

Menuju Masa Depan Cerah: Optimalisasi Pasar CPO Indonesia Melalui Sosialisasi Intensif dan Harga yang Transparan

Gulat Manurung dan Yohanes F. Silaen sepakat bahwa sosialisasi yang lebih intensif dan penetapan harga yang transparan akan menjadi kunci utama dalam menggerakkan pertumbuhan pasar CPO Indonesia ke depan. Dengan nilai transaksi yang berpotensi besar dan optimisme akan masa depan bursa ini, langkah-langkah strategis dalam meningkatkan jumlah anggota serta efisiensi operasional menjadi fokus utama. Harapan besar mereka adalah agar Bursa CPO Indonesia dapat menjadi pusat transaksi utama yang tidak hanya menguntungkan para petani, tetapi juga memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.