Shell, perusahaan energi global, mengumumkan rencana untuk menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebagai bagian dari upaya mendukung transisi energi hingga tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam mengalihkan fokusnya ke bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) guna mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik yang pesat, terutama di China dan Eropa.
Alasan Shell Tutup 1.000 SPBU, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Shell memiliki rencana untuk menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hingga tahun 2025 sebagai bagian dari dukungan terhadap transisi energi. Rencana ini diumumkan dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024 yang dirilis oleh Shell pada Jumat (22/3).
Menurut informasi yang ditemukan di situs resmi Shell, perusahaan energi dan petrokimia global ini saat ini memiliki sekitar 47 ribu gerai SPBU di seluruh dunia, dengan jumlah karyawan mencapai 103 ribu orang yang tersebar di lebih dari 70 negara.
Walau begitu, Shell tidak memberikan detail mengenai lokasi penutupan SPBU, hanya menjelaskan rencana untuk fokus pada bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) ke depannya.
Manajemen Shell menegaskan bahwa mereka sedang mengembangkan bisnis pengisian daya kendaraan listrik untuk mendukung pelanggan yang beralih dari kendaraan berbahan bakar konvensional ke kendaraan listrik.
Mereka juga menyoroti pertumbuhan industri kendaraan listrik yang pesat di China dan Eropa, dan berencana untuk meningkatkan jumlah SPKLU yang dimiliki.
Strategi Shell dalam Mengembangkan Bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Saat ini, Shell hanya memiliki sekitar 54 ribu titik pengisian daya kendaraan listrik di seluruh dunia, tetapi mereka menargetkan untuk memiliki 200 ribu titik SPKLU pada tahun 2030.
Shell yakin bahwa strategi mereka untuk menggarap SPKLU akan lebih efektif daripada menyediakan stasiun pengisian daya di rumah. Mereka menganggap bahwa pengisian daya di ruang publik menjadi kebutuhan utama pelanggan mereka.
Shell juga mengklaim bahwa mereka memiliki keunggulan dalam hal lokasi karena memiliki jaringan global terluas di dunia. Selain itu, Shell menawarkan fasilitas minimarket di tempat-tempat pengisian daya mereka, yang dianggap lebih baik daripada kompetitor lain.
Perusahaan menyatakan harapannya untuk mencapai tingkat Internal Rate of Return (IRR) sebesar 12 persen atau lebih tinggi seiring dengan pengembangan bisnis pengisian daya kendaraan listrik. IRR adalah ukuran penting untuk menilai kinerja finansial suatu bisnis.
Shell Berencana Menutup 1.000 SPBU sebagai Dukungan untuk Transisi Energi hingga 2025
Shell, dalam upaya mendukung transisi energi, berencana untuk menutup sekitar 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hingga tahun 2025. Meskipun perusahaan tidak merinci lokasi penutupan SPBU, mereka fokus pada pengembangan bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Saat ini, Shell memiliki sekitar 54 ribu titik pengisian daya kendaraan listrik, dengan target meningkatkan jumlahnya menjadi 200 ribu pada tahun 2030. Shell yakin bahwa strategi ini lebih efektif daripada menyediakan stasiun pengisian daya di rumah dan berharap mencapai tingkat Internal Rate of Return (IRR) sebesar 12 persen atau lebih tinggi dengan pengembangan bisnis ini.