Pernah dengar istilah ‘uang menganggur’? Ternyata, pemerintah punya triliunan rupiah uang sisa anggaran yang selama ini cuma ‘tidur’ di Bank Indonesia. Nah, baru-baru ini, uang tidur itu disuntikkan ke bank-bank besar BUMN. Tujuannya cuma satu: supaya duit itu bekerja lagi dan menggerakkan ekonomi.
Jumat (12/9), Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan kalau uang sebesar Rp200 triliun sudah diguyurkan ke lima bank raksasa: Mandiri, BRI, BTN, BNI, dan BSI. Uang ini bukan pinjaman, melainkan dana sisa anggaran pemerintah yang memang sengaja diturunkan untuk memicu pertumbuhan.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tangguh di Tengah Gejolak Global, Menko Airlangga Genjot Stimulus Demi Target 5,2%
Kenapa Harus Diguyur ke Bank?
Sederhananya, ini seperti mengisi tangki bahan bakar mobil. Selama ini, banyak bank yang ‘tangkinya’ mulai menipis, membuat mereka agak pelit menyalurkan pinjaman atau kredit. Dengan tambahan Rp200 triliun ini, ‘tangki’ mereka jadi penuh lagi. Ini disebut melonggarkan likuiditas.
Ketika likuiditas melimpah, bank punya lebih banyak ruang untuk meminjamkan uang ke masyarakat dan dunia usaha. Ini artinya, pengusaha UMKM bisa dapat pinjaman lebih mudah, orang-orang bisa cicil rumah dengan bunga lebih ringan, dan proyek-proyek besar bisa jalan lagi. Ujung-ujungnya, ekonomi kita berputar lebih cepat.
Tantangan Masih Ada
Meski bank kini punya ‘amunisi’ lebih, tantangan belum usai. Faktanya, sejak awal tahun, pertumbuhan kredit di Indonesia justru melambat. Ada beberapa penyebabnya, mulai dari daya beli masyarakat yang turun hingga bank yang jadi lebih hati-hati.












