Dalam perhelatan Gelar Karya Revolusi Mental, Reog Ponorogo telah berhasil menghipnotis mata penonton dengan pawai merak dan barong yang mengagumkan.
Sepuluh grup penari merak berjalan sepanjang 1,5 kilometer, menarik perhatian ribuan mata yang terpaku pada keindahan kostum dan gerakan mereka. Tidak hanya itu, konsep festival Reog Ponorogo yang berlangsung selama 25 menit juga menggambarkan kekayaan budaya yang melekat pada setiap langkahnya.
Puncak acara menjadi momen bersejarah ketika dokumen pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda resmi diserahkan kepada Menko PMK Muhadjir Effendy.
Langkah ini adalah bagian dari upaya untuk mengakui nilai budaya yang diusung oleh Reog Ponorogo, yang telah merambah berbagai belahan dunia termasuk Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura.
Melalui pengakuan dari UNESCO, Reog Ponorogo berpotensi menjadi salah satu warisan budaya dunia yang membanggakan bagi Indonesia. Dukungan Muhadjir Effendy terhadap langkah ini sebagai alat diplomasi lembut menunjukkan bahwa kebudayaan memiliki peran vital dalam hubungan internasional.
Dengan bergabungnya Reog Ponorogo dengan daftar warisan budaya tak benda yang telah diakui oleh UNESCO, Indonesia semakin kuat dalam mempromosikan nilai-nilai budayanya kepada dunia.