Pengalaman ini bukan hanya dialami oleh Maurik, tetapi juga oleh wisatawan lain bernama Elout yang datang ke Indonesia pada tahun 1936. Pada suatu malam, Elout merasa seperti ada makhluk misterius yang mengikutiinya. Makhluk tersebut tidak terlihat dan tidak terdengar, sehingga Elout merasa sangat takut.
Namun, ketakutannya lenyap ketika makhluk tersebut tiba-tiba mengeluarkan suara keras yang menggetarkan telinga. Ternyata, makhluk dan suara itu berasal dari tokek dan cicak. Elout pun merasa lega. Rasa takutnya perlahan-lahan berubah menjadi kagum yang bisa mengusir kesepian di malam hari.
Seperti yang ditulis oleh Elout yang dikutip oleh Sunjayadi, “Suara tokek terdengar seperti vokalis yang sedih, yang mengungkap misteri malam di Indonesia yang sepi.”
Menurut Sunjayadi, kehadiran suara tokek dan cicak sangat menghibur bagi Maurik dan Elout. Suara mereka disambut baik oleh para pendatang dan menjadi bagian berharga dari kenangan mereka saat mengunjungi Indonesia.
Pesona Suara Tokek: Kenangan Wisatawan Eropa di Indonesia
Dalam penelitian Achmad Sunjayadi, suara tokek dan cicak menjadi salah satu aspek yang sangat menghibur bagi wisatawan Eropa di masa lalu. Suara mereka bukan hanya mengubah pengalaman, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan indah saat berkunjung ke Indonesia.
Tokek, dengan pesonanya yang unik, terus menjadi daya tarik bagi para pelancong yang mencari petualangan dan keajaiban alam yang eksotis di Indonesia.