Dalam industri penerbangan, penampilan bukan hanya tentang gaya, tetapi juga tentang keselamatan. Kebijakan larangan jenggot dan kumis tebal bagi pilot dan pramugari pria memiliki alasan yang kuat terkait dengan keadaan darurat dan fungsi masker oksigen.
Meskipun beberapa maskapai masih memperbolehkan penampilan tertentu, faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama. Mari kita telaah lebih dalam mengenai urgensi kebijakan penampilan ini dalam konteks keselamatan dan respons di masa darurat.
Kebijakan Penampilan untuk Keselamatan di Dunia Penerbangan
Bagi mereka yang sering melakukan perjalanan menggunakan pesawat, mungkin pernah menyadari bahwa mayoritas pilot tidak mengenakan jenggot yang panjang dan kumis yang tebal.
Seperti yang diungkapkan oleh Brightside.me, beberapa maskapai penerbangan memang melarang para pilot untuk memiliki jenggot. Begitu juga dengan kumis yang tumbuh tebal.
Penyebabnya adalah karena rambut wajah dapat menghambat pemasangan masker oksigen dengan aman di wajah pilot serta mengganggu kinerja masker tersebut.
Keadaan ini bisa menjadi risiko jika terjadi situasi darurat. Pilot berisiko kehilangan kesadaran karena masker oksigen yang terpasang mungkin tidak dapat berfungsi seoptimal mungkin akibat adanya jenggot yang menghalangi.
Tentu saja, sang pilot harus tetap dalam kondisi yang sadar selama penerbangan agar dapat segera merespons dengan benar dalam situasi darurat dan melindungi keselamatan penumpangnya.
Mengapa Pilot Tidak Diperbolehkan Memiliki Jenggot dan Kumis Tebal?
Aspek keselamatan menjadi hal utama yang dipertimbangkan oleh maskapai penerbangan dalam mengeluarkan aturan larangan bagi pilot untuk memiliki jenggot dan kumis yang tumbuh tebal.