Kedua, Georgieva merekomendasikan agar pemerintah ASEAN lebih banyak berinvestasi dalam bidang pendidikan dan pengembangan keterampilan.
“Orang-orang ASEAN harus memiliki keterampilan untuk masa depan karena kita tahu bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence) sudah menjadi kenyataan,” ujarnya.
Dia percaya bahwa masyarakat ASEAN harus memiliki keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Georgieva juga mendorong negara-negara ASEAN untuk berinvestasi dalam konektivitas digital dan ekonomi hijau.
“Tidak ada masa depan tanpa ini. Hal ini harus dilakukan,” katanya.
AIPF diadakan di Hotel Mulia, Jakarta, pada tanggal 5-6 September, bersamaan dengan KTT ke-43 ASEAN dan KTT Asia Timur. Acara ini mencakup berbagai sesi seperti pembicaraan pemimpin, diskusi, dan pertemuan bisnis, dan bertujuan sebagai platform untuk negara-negara ASEAN dan mitra mereka, baik dari sektor publik maupun swasta, untuk berpartisipasi dalam diskusi konstruktif, mengidentifikasi proyek potensial, serta mendorong kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.
Tiga isu utama yang menjadi fokus dalam diskusi dan proyek yang dipamerkan adalah infrastruktur hijau dan rantai pasok yang kuat, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta keuangan yang berkelanjutan dan inovatif.
Panduan IMF untuk ASEAN: Bertahan dan Tumbuh dalam Tantangan Ekonomi Global
Dalam rangka menghadapi kondisi ekonomi yang kompleks ini, panduan IMF ini memberikan arahan yang berharga bagi ASEAN untuk tetap menjadi kekuatan ekonomi yang berkembang, menghadapi tantangan dengan keyakinan, dan menciptakan masa depan yang lebih kuat.