Unggahan viral tentang potensi anemia aplastik akibat penggunaan obat sakit kepala Paramex menimbulkan kehebohan. Produsen dan BPOM memberikan penjelasan mengenai keamanan konsumsi obat ini sesuai dosis yang dianjurkan.
Keamanan Konsumsi Obat Sakit Kepala Paramex
Unggahan foto tentang efek samping obat sakit kepala Paramex yang berpotensi menyebabkan anemia aplastik sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Foto-foto tersebut memperlihatkan perbandingan antara kemasan lama dan baru dari obat Paramex.
Dalam salah satu unggahan tersebut, disampaikan peringatan kepada semua orang untuk tidak mengonsumsi obat ini secara berlebihan. Terdapat informasi tambahan mengenai efek samping yang menunjukkan adanya risiko terkena anemia aplastik. Maka dari itu, disarankan untuk membaca seluruh informasi yang tertera pada kemasan obat sebagai langkah pencegahan.
Perbandingan antara kedua kemasan obat tersebut mengungkapkan perbedaan dalam efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaannya. Kemasan lama menyebutkan bahwa penggunaan obat dalam jangka panjang dapat merusak hati, sementara kemasan baru menyinggung tentang kemungkinan terjadinya anemia aplastik dan diskrasia darah.
Menurut informasi dari Siloam Hospital, anemia aplastik adalah suatu kondisi kesehatan di mana jumlah sel darah dalam tubuh menurun karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah yang baru.
Meskipun kasus anemia aplastik jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai karena bisa menimpa siapa saja. Hal ini menjadi sorotan terutama setelah kabar meninggalnya komika Babe Cabita akibat anemia aplastik pada tanggal 9 April yang lalu.
Fakta Obat Sakit Kepala Paramex yang Mengejutkan!
Dalam menghadapi perbincangan ini, PT Konimex selaku produsen obat Paramex memberikan tanggapan terkait unggahan yang viral tersebut. Mereka menjelaskan bahwa informasi mengenai efek samping anemia aplastik telah dicantumkan berdasarkan proses registrasi obat yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Nomor Izin Edar dari BPOM DTL 7813003810A1.
Perusahaan tersebut menegaskan bahwa kemasan obat sudah dilengkapi dengan aturan penggunaan dan dosis yang sesuai dengan regulasi BPOM. Mereka menekankan bahwa Paramex hanya boleh digunakan untuk meredakan sakit kepala dan sakit gigi, serta harus diminum sesuai dengan gejala yang muncul dan dihentikan setelah gejala tersebut mereda.
Rachmadi Joesoef, Chief Executive Officer PT Konimex, menambahkan bahwa sejak obat ini beredar sejak tahun 1976, perusahaan terus memantau efek sampingnya dan tidak pernah menerima keluhan terkait efek samping yang disebutkan.
Di sisi lain, Noorman Effendi, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM, juga memberikan tanggapan terkait isu ini. Ia menyatakan bahwa kandungan propyphenazone dalam obat sakit kepala tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan. Ia menekankan pentingnya mengikuti indikasi, dosis, dan aturan penggunaan yang disarankan, serta menggunakan obat tersebut dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan dari pihak produsen dan BPOM, obat sakit kepala ini tidak akan menyebabkan anemia aplastik asalkan dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Paramex dan Anemia Aplastik: Mitos atau Fakta? Penjelasan dari Produsen dan BPOM
Dalam menghadapi perbincangan tentang potensi anemia aplastik akibat obat sakit kepala Paramex, PT Konimex sebagai produsen obat dan BPOM memberikan penjelasan yang menenangkan. Mereka menegaskan bahwa informasi efek samping telah dicantumkan berdasarkan proses registrasi obat yang sesuai dengan regulasi.
Perusahaan terus memantau efek samping obat ini sejak beredar pada tahun 1976 dan tidak pernah menerima keluhan terkait efek samping yang disebutkan. BPOM juga menegaskan bahwa kandungan obat tersebut aman digunakan sesuai petunjuk pada kemasan. Dengan demikian, konsumsi Paramex sesuai dosis yang dianjurkan tidak akan menyebabkan anemia aplastik, dan penting untuk mengikuti aturan penggunaan yang disarankan.