Pria bertubuh gendut mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan menjalani deteksi dini terhadap penyakit kangker , khsusunya di bagian kelaminnya. Paul Humphrey, seorang pria di Lincolnshire memiliki bobot 42 stone atau sekitar 267 kg. Ukuran tubuhnya terlalu besar untuk menjalani pemeriksaan MRI (Magentic Resonance Imaging)
Kondisi tersebut memberikan dampak sangat fatal. Kanker yang menggerogoti penisnya terlambat terdeteksi, dan akhirnya merenggut nyawanya di rumah sakit.
“Penisnya berdarah hingga berjam-jam saat itu, tapi kami diberi tahu bahwa dia tidak bisa menjalani pemeriksaan karena terlalu lebar untuk MRI dan CT scanner,” kata istrinya, Linda seperti dikutip dari Metro.co.uk.
Paul kehilangan berat badan seberat 76 kg selama di rumah sakit. Penisnya yang digerogoti kanker juga telah diangkat. Namun infeksi di area genital menyusul operasi yang dijalaninya, membuatnya harus meregang nyawa hingga meninggal dunia baru-baru ini.
Dikutip dari Cancer.org, kanker penis terbilang langka di Amerika Utara maupun Eropa. Kurang dari 1 di antara 100.000 orang terdiagnosis jenis kanker ini setiap tahunnya. American Cancer Society pada 2017 mencatat sekitar 360 kematian akibat kanker penis.
Perdarahan serta bercak yang tidak wajar, serta penurunan berat badan tanpa sebab jelas adalah beberapa tanda awal kanker penis. Deteksi lebih awal bisa mencegah sel-sel kanker menyebar ke area yang lebih luas di tubuh. ( red )