Pasuruan, Memo
Kasus penggrebekan parangkat desa yang selingkuh dengan pasangan selingkuh dalam kondisi telanjang dada, masih ngumpet. SAL (35), kasi Pelayanan dan Pemeritahan Desa Wotgalih, masih ngumpet di Polres Pasuruan, setelah dihajar dan diarak massa. Sal mengaku masih trauma dan belum berani pulang ke desanya.
SAL mengaku, selama berada di Mapolres pasuruan , bukan tahanan Polres. Dia hanya titipan Polsek Nguling, setelah kasus penggrebekan oleh warga, di Dusun Bendungan, Desa Dandang Gendis, Kecamatan Nguling, Pasuruan.
Pria berinisal SAL ini, mengaku tidak akan pulang, sebelum kondisi di desanya reda, akibat kasus yang heboh di media sosial tersebut.
SAL, sebagaimana dikutip dari Detik dot com, membantah telah berzina atau selingkuh dengan atasannya, yaitu bu Kades Wotgalih. ” Itu salah faham. Waktu itu, bu Kades telepon, kemudian ngobrolah di pinggir jalan.
Terus ada teman saya yang menyuruh masuk rumah, karena tidak enak nghobrol di luar, terus akhirnya masuk rumah,” kata SAL.
Dalam pengakuannya, SAL sendiri sudah memiliki dua anak. Namun, belum diperoleh informasi, apkah keluarganya masih berjalan dengan baik. Siapa istrinya dan dimana anak anaknya.
SAL hanya mengaku melayani atasannya karena ada masalah yang harus dibicarakan. Ayah dua anak ini menegaskan tak punya hubungan gelap dengan sang kades, apalagi berzina.
Ia mengaku menghormati atasannya. “Ndak ada hubungan pacaran sama Bu Inggih. Nggak mungkin atasan sama bawahan,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan Memo sebelumnya, video penggrebekan bu Kades Wotgalih dengan perangkatnya, menjadi viral di beberapa sosial media. Selain viral secara online, beberapa masyarakat di Kecamatan Wuling juga membicarakan heboh di desa Wotgalih itu . ( ed)