“Perbedaannya sangat besar,” ungkapnya.
Jokowi juga mendapatkan informasi bahwa perangkat Apple memerlukan 320 supplier komponen dari berbagai negara. Dia memerinci bahwa Filipina memiliki 17 supplier, Malaysia 19 supplier, Thailand 24 supplier, dan Vietnam memiliki 72 supplier, sementara Indonesia hanya memiliki dua.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menekankan pentingnya berhati-hati dan waspada terhadap perkembangan pesat produk perangkat digital. Perkembangan teknologi ini, menurutnya, menawarkan kemudahan dan efisiensi yang dapat mengubah cara kerja masyarakat.
Pentingnya Kewaspadaan dan Kolaborasi dalam Menghadapi Tantangan Industri Teknologi dan Komunikasi
Dalam sebuah era di mana teknologi berkembang pesat, Presiden Joko Widodo dengan tegas menyuarakan keprihatinannya terhadap dominasi barang impor dalam industri teknologi dan komunikasi. Diungkapkan dalam peresmian Indonesia Digital Test House, Jokowi menyoroti defisit perdagangan yang mencapai angka mencengangkan, mencapai Rp 30 triliun. Fakta bahwa permintaan pengujian perangkat domestik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan impor menyoroti ketimpangan yang signifikan dalam industri tersebut.
Melalui pengungkapan ini, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap perkembangan produk digital, yang tidak hanya menawarkan kemudahan tetapi juga menimbulkan tantangan bagi industri dalam negeri. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi semakin penting untuk memastikan kedaulatan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.