Presiden menjelaskan bahwa pengerjaan sebagian proyek normalisasi dan sodetan memakan waktu sekitar 11 tahun dengan total biaya sebesar Rp1,15 triliun. “Langkah ini dapat mengurangi banjir di enam kelurahan, namun baru mencakup 62 persen, masih kurang 38 persen lagi,” imbuhnya.
Untuk itu, Presiden mengingatkan agar normalisasi Sungai Ciliwung segera terselesaikan, mengingat masih terdapat 17 kilometer yang belum dikerjakan. “Saya meminta Menteri PUPR dan Gubernur bekerja sama untuk menyelesaikannya, termasuk penanganan 12 sungai yang melintasi Jakarta,” tegasnya.
Sodetan Ciliwung yang berlokasi di Jalan Otista III, Jakarta Timur, juga dirancang dengan ramah lingkungan. Selain itu, tersedia sejumlah fasilitas seperti taman bermain, toilet umum, air mancur, dan rumah genset.
Terdapat pula jembatan inspeksi yang melintasi jalur Sodetan Ciliwung. Jembatan ini berfungsi sebagai jalur bagi operator untuk memantau dan memeriksa kondisi debit air sungai yang mengalir.
Dengan selesainya proyek Sodetan Ciliwung, diharapkan Jakarta dapat lebih siap menghadapi tantangan banjir yang terjadi secara berulang, dan semakin banyak upaya yang dilakukan untuk menjaga lingkungan dan kenyamanan warga Jakarta.
Dengan normalisasi Sungai Ciliwung dan selesainya proyek Sodetan, diharapkan banjir di Jakarta dapat teratasi.
Presiden menegaskan pentingnya penanganan banjir secara menyeluruh, termasuk penyelesaian normalisasi Sungai Ciliwung yang belum sepenuhnya selesai. Semua upaya ini menjadi langkah maju dalam menjaga lingkungan dan kenyamanan warga Jakarta.