Dia menambahkan, FA, BS, DYPN dan HP juga sempat melakukan pertemuan di salah satu warung bakso di Kota Malang. “Pertemuan itu bertujuan untuk mengkondisikan pemain Persema Malang agar mengalah dengan skor 1-0 pada babak pertama,” tandas Totok.
Praktik pengaturan skor ini terbongkar setelah Zha melapor ke Asprov PSSI Jatim pada 11 November 2021. Lalu pada 22 November 2021, Ketua Komdis PSSI Jatim melaporkannya ke Polda Jatim dengan beberapa barang bukti. Kepolisian pun melakukan penyelidikan hingga penyidikan. Sampai akhirnya lima orang termasuk BS ditetapkan tersangka.
Akibat perbuatannya, BS dan keempat tersangka lainnya dijerat Pasal 2 UU 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap. Mereka terancam lima tahun penjara dan denda sebesar Rp15 juta.
“Kami mengapresiasi pihak kepolisian, atas kerjasama untuk membongkar praktik (pengaturan skor) ini demi kemajuan sepak bola Indonesia yang bersih dari mafia,” kata Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh.