Ini Dia! Pertemuan Diplomasi Terpanas di Arab Saudi!

Ini Dia! Pertemuan Diplomasi Terpanas di Arab Saudi!
Ini Dia! Pertemuan Diplomasi Terpanas di Arab Saudi!

MEMO

Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Diplomasi Terkait Perang di Ukraina dengan Dukungan 30 Negara

Bacaan Lainnya

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi yang membahas perang di Ukraina sebagai upaya diplomasi terbaru pada Sabtu (5/8/2023). Pertemuan ini menekankan kesiapan Riyadh untuk menggunakan pengaruhnya dengan baik guna mencapai solusi yang menghasilkan perdamaian tetap.

Dilaporkan bahwa 30 negara telah diundang untuk hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk China, India, dan Afrika Selatan, kecuali Rusia. Sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, Arab Saudi berusaha memperkuat posisinya sebagai kekuatan tengah global dan mediator dalam konflik ini.

Namun, beberapa pihak memperingatkan Saudi untuk meninggalkan tindakan kontroversial di masa lalu, seperti intervensi di Yaman dan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Diplomasi Terkait Perang di Ukraina dengan Dukungan 30 Negara

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan tentang perang di Ukraina sebagai contoh terbaru dari upaya diplomasi, pada hari Sabtu (5/8/2023).

Menurut laporan dari Saudi Press Agency pada hari Jumat (4/8/2023), pertemuan tersebut akan diadakan di kota pesisir Laut Merah, Jeddah, dan akan melibatkan para penasihat keamanan nasional dan pejabat lainnya. Riyadh berkomitmen untuk menggunakan pengaruhnya dengan baik dalam berkontribusi untuk mencapai solusi yang dapat membawa perdamaian yang langgeng.

Sebagai informasi dari AFP, sekitar 30 negara telah diundang untuk hadir dalam pertemuan tersebut, kecuali Rusia. Namun, Saudi Press Agency menyatakan bahwa hanya beberapa negara yang akan hadir.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan sebelumnya yang diadakan oleh Ukraina di Kopenhagen pada bulan Juni yang berbentuk informal dan tidak menghasilkan pernyataan resmi.

Dalam pertemuan di Jeddah ini, para diplomat bertujuan untuk melibatkan berbagai negara dalam membahas jalur perdamaian, khususnya negara-negara anggota BRICS yang memiliki hubungan netral dengan Rusia dalam perang ini, berbeda dengan kekuatan-kekuatan Barat.

Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina, menyambut baik kehadiran berbagai negara dalam pertemuan tersebut, terutama negara-negara berkembang yang mengalami kenaikan harga makanan akibat perang Rusia-Ukraina. Ia menyatakan bahwa isu keamanan pangan sangat penting karena banyaknya nyawa jutaan orang di Afrika, Asia, dan wilayah lainnya yang bergantung pada seberapa cepat dunia dapat mencapai perdamaian.

Arab Saudi, sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, memiliki kerjasama erat dengan Rusia dalam kebijakan minyak, dan kini berperan sebagai mediator dalam konflik ini. Dengan menjadi tuan rumah pertemuan ini, Arab Saudi berusaha memperkuat posisinya sebagai kekuatan tengah global yang dapat memediasi konflik.

Namun, beberapa pihak mengingatkan bahwa Saudi perlu meninggalkan strategi dan tindakan masa lalu yang kontroversial, seperti intervensi mereka di Yaman dan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Pos terkait