Pertamina, perusahaan energi terkemuka di Indonesia, memimpin langkah untuk mengurangi ketergantungan negara pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggantinya dengan Bahan Bakar Nabati (BBN). Melalui program-program inovatif seperti biodiesel dan biogasoline, Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi karbon sesuai dengan kebijakan energi nasional.
Pertamina memimpin Revolusi Energi: Program BBN dan Pengurangan Emisi Karbon
Indonesia sedang menghadapi tantangan dalam menyediakan bahan bakar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energinya. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini masih harus diimpor.
Menurut Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, langkah untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM dapat dilakukan dengan meningkatkan penggunaan BBN. Upaya ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan ketahanan, keterjangkauan, aksesibilitas, dan keberlanjutan energi.
Pertamina telah mengusulkan beberapa program untuk meningkatkan penggunaan bioenergi, seperti biodiesel, biogasoline, dan bioavtur. Dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex, Nicke menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan program-program ini, termasuk diantaranya adalah penggunaan solusi berbasis alam dan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS).