Permintaan kopi dunia berangsur naik setelah hampir dua tahun menurun akibat dampak pandemi global. Transportasi dan arus keluar masuk barang antar negara yang terbatas membuat rantai pasok logistik menjadi terganggu. Kelangkaan kontainer juga menyebabkan biaya logistik yang naik berlipat-lipat. Kendala ini pun menyebabkan volume perdagangan kopi menurun, terutama di jalur pasar ekspor dunia.
Direktur Bisnis II Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Maqin U. Norhadi mengatakan mengatakan, untuk menggerakkan ekspor nasional, pihaknya sudah mempersiapkan sejak tahun lalu dengan mendorong pengembangan bisnis kopi. Salah satunya adalah melaksanakan program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang, Juli 2021 lalu.
Menurutnya, Indonesia sebagai produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia, ikut terdampak oleh kondisi tersebut. Meski demikian, nyaris tidak ada pelaku usaha kopi yang gulung tikar dan beralih ke bisnis komoditas lain.