“Kalau ditanya, apakah diet itu sulit? Jawabannya sebenarnya tidak. Yang sulit adalah menemukan motivasi untuk diet dan konsisten menjalani diet. Saya butuh waktu 5 tahun untuk menemukan motivasi itu.”
“Saya menceritakan ini hanya untuk berbagi, bukan untuk memamerkan atau bahkan menghina. Yang terpenting adalah kita sehat dan lebih mencintai diri sendiri,” tutupnya.
Dalam dunia penelitian sains, ada beragam metode diet yang diyakini efektif dalam menurunkan berat badan, mulai dari diet rendah karbohidrat, diet rendah lemak, diet keto, hingga diet vegan. Tetapi, di antara semua itu, manakah yang terbukti efektif menurut penelitian ilmiah?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Dr. David Katz dan Stephanie Meller dari Yale University melakukan penelitian yang telah dipublikasikan dalam paper berjudul “Can We Say What Diet Is Best for Health?”. Dalam studi tersebut, mereka membandingkan beberapa metode diet yang berbeda: diet rendah karbohidrat, diet rendah lemak, diet rendah gula, diet Mediterania, diet campuran/seimbang (DASH), diet paleolitik, diet vegan, dan aspek lain dari pola makan.
Hasilnya, Katz dan Meller menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun metode diet yang secara khusus paling berhasil, namun mereka menemukan bahwa terdapat prinsip umum dalam pola makan yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Prinsip tersebut adalah mengonsumsi makanan segar, bukan makanan olahan atau siap saji.
“Konsumsi makanan yang lebih dekat dengan alam, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan, sangat berkaitan dengan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,” ujar Katz, seperti yang dilansir oleh The Atlantic.
Kisah Perubahan Kahiyang Ayu dan Kunci Diet Seimbang: Menelusuri Kesehatan dan Kaitannya dengan Makanan Alami
Kisah perubahan tubuh Kahiyang Ayu menjadi sorotan karena bukan hanya soal penampilan, tetapi juga tentang perjuangan personal yang menginspirasi. Meskipun berbagai metode diet populer tersebar, penelitian oleh Dr. David Katz dan Stephanie Meller menegaskan bahwa tidak ada “diet ajaib” yang sesuai untuk semua orang.
Mereka menyoroti pentingnya pola makan yang seimbang, dengan fokus pada makanan segar daripada makanan olahan atau siap saji. Hasil penelitian tersebut menggarisbawahi bahwa konsumsi makanan alami, terutama sayuran dan buah-buahan, memiliki kaitan kuat dengan peningkatan kesehatan serta upaya pencegahan penyakit.