KEDIRI ( Memo.co.id) Umat Hindu Dharma Indonesia Kediri Kota mengadakan Kirab (mengarak) Ogoh-Ogoh dalam Upacara Tawur Agung Kasanga. Kirab ini dimulai dari Bundaran Sekartaji (Monumen Slamet, Jl.KDP Slamet) sampai depan Pura Penataran yang berada di kawasan Gunung Klothok, sebelah timur Gunung Wilis. Acara Tawur Agung tersebut didukung oleh PHDI (Persatuan Hindu Dharma Indonesia), Pura Penataran, serta Pemkot Kota Kediri.
“Om Swastyastu, Om Santi Santi”, tanda dimulainya upacara tawur agung tersebut. Dalam acara tersebut, Dharma Wacana disampaikan oleh Wismanto (Ketua Panitia) dan do’a disampaikan oleh Jro Mangko Joko Winarno. Memo berhasil menghubungi Ketua PHDI, Komang Kusuma Yudana, dan Wakil Ketua Panitia, I Gusti Ngurah Wenten. Kirab ini dimulai dari Bundaran Sekartaji memiliki filosofi tersendiri. Mereka sangat yakin dengan ikon persimpangan jalan, dimana menurut mereka hal itu lebih baik karena lebih terbuka/transparan. Kirab tawur agung berakhir di Pura Penataran di kawasan Klothok yang berjarak sekitar 15 km dari Bundaran Sekartaji. Kirab diikuti rombongan pejalan kaki dengan membawa obor, kenthongan, ogoh-ogoh kecil, barong sai, jaranan, serta satu ogoh-ogoh besar setinggi 7 meter.
Sekitar 3000 hingga 5000 orang mengikuti kirab ogoh-ogoh kali ini, baik yang berjalan kaki maupun yang berkendara. Setiap melewati perempatan jalan, ogoh-ogoh yang masing-masing dipikul oleh 3 orang di depan dan belakangnya ini, diputar-putar ke segala arah lalu diikuti semburan api ke atas.
Upacara ini sebenarnya sudah ada semenjak kerajaan Majapahit masih jaya. Raja Kerta Rajasa, Raja Jayanegara, serta Raja Hayam Wuruk selalu melakukan Upacara Tawur Agung dengan cara mengumpulkan para pemimpin kerajaan. Hal ini bermaksud untuk menolak balak hal-hal negatif. Karena itulah, ogoh-ogoh yang dilambangkan sebagai Bathara Kala, anak dari bethari durga tersebut, kemudian dibakar/dimusnahkan setelah sampai di tempat tujuan.
Sebelum melakukan upacara tawur agung, umat hindu melakukan tirakat selama seminggu, dilanjutkan Nyepi sehari semalam. Walaupun turun hujan saat sampai di tempat, hal itu tidak menyurutkan niat para peserta kirab melihat ogoh-ogoh dibakar di depan Pura Penataran.
Di tempat lain tepatnya di Blitar, Upacara Tawur Agung Kasanga dimeriahkan ogoh-ogoh sebanyak 48 buah. Tawur Agung Kasanga diadakan di pasar hewan, Kelurahan Tangkil Kabupaten Blitar. Namun di sana, ogoh-ogoh tidak dibakar, melainkan dilempari batu dan dipukuli. (Made/Widya)